Salin link untuk situs XXX

http://panimboxxx.blogspot.com/

Kondisi Hakim di Daerah Memprihatinkan

0
 
 Salah seorang pemimpin Komisi Yudisial, Jaja Ahmad Jayus membenarkan, kesejahteraan para hakim di daerah memprihatinkan. Selama menjalankan tugas sebagai komisioner KY, ia mendapati kondisi perumahan hakim dan perabotannya jauh dari sewajarnya.
Hal ini diungkapkan Jaja ketika menjadi saksi dalam sidang uji materi Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara, UU Peradilan Umum, dan UU Peradilan Agama di Mahkamah Konstitusi (MK), khususnya berkenaan dengan gaji dan hak protokoler hakim sebagai pejabat negara, Kamis (31/5/2012).
Jaja menceritakan, ia sering berkunjung ke daerah. Tidak cuma mendatangi gedung pengadilan, ia pun tak jarang mendatangi tempat tinggal para hakim tinggi dalam rangka investigasi bakal calon hakim agung.
Beberapa hakim tinggi memang tinggal di rumah dinas atau asrama yang disediakan Mahkamah Agung. Namun, tidak sedikit yang harus mengontrak rumah atau kamar karena tidak mendapat rumah dinas.
Beberapa hakim yang ditemuinya harus merenovasi rumah dinas sebelum ditempati karena kondisinya kurang layak. Seorang hakim menceritakan harus mengeluarkan dana Rp 8 juta untuk biaya renovasi. Ketika diklaim ke pengadilan, ternyata hakim tersebut hanya mendapatkan penggantian senilai Rp 4 juta.
Lain lagi cerita hakim yang harus mengontrak tempat tinggal selama menjalankan tugas sebagai hakim di suatu pengadilan. Untuk menghindari kontak, seorang hakim terpaksa harus pindah kontrakan karena bersebelahan dengan orang yang berperkara.
Padahal, uang kontrakan sudah telanjur dibayarkan selama satu tahun. Dengan demikian, raiblah uang kontrakan tersebut.

Nadal Terus Melangkah Mendekati Gelar Ketujuh

0

Juara bertahan Rafael Nadal melangkah pasti ke babak ketiga Grand Slam Perancis Terbuka. Melawan pemain Uzbekistan, Denis Istomin, Kamis (31/5/2012), petenis kidal asal Spanyol yang mendapat sebutan "raja lapangan tanah liat" ini menang straight set, 6-2, 6-2, 6-0.

Dalam laga di Lapangan Suzanne Lenglen ini, Nadal mempelihatkan kekuatan dan akurasi pukulannya. Alhasil, dia membuat lawannya yang berperingkat ke-43 dunia tersebut tak berdaya sehingga menyerah dalam waktu kurang dari dua jam.

Bagi Nadal, keberhasilannya ini membuat dia tetap memelihara ambisi untuk merengkuh gelar ketujuh di Roland Garros. Kini, dia sejajar dengan petenis legendaris Swedia, Bjorn Borg, yang enam kali memenangi turnamen paling bergengsi di lapangan tanah liat tersebut.

Pada babak ketiga, Nadal yang baru sekali mengenyam kekalahan sejak melakukan debutnya di Perancis Terbuka ini pada 2005 akan bertemu unggulan ke-32 dari Jeman, Florian Mayer, atau petenis Argentina, Eduardo Schwank.

SAAT CINTA TAK DI PIHAKKU

0



“Treng....treng treng....” bunyi bell terdengar begitu jelas di kelasku.
“See you next time,” ucap Mr. Mike mengakhiri pelajaran hari ini. Semua anak membereskan buku-bukunya. Yeaah kecuali aku, aku hanya melamun, entah apa yang melayang-layang dipikiranku saat itu.
“Heh, kamu kenapa sich?” suara Ina yang cempreng dan begitu keras melintas ditelingaku, sontak membuatku kaget.
“Iya nih, dari tadi kamu diem terus. Sakit yah Han?” tanya Elsa dengan nada cemas.
Aku tergagap.
“Hah?, gak kok. Aku Cuma sedikit pusing,” jawabku berusaha meyakinkan mereka.
“Bener?” tanya Elsa lagi yang ku jawab dengan anggukkan.
#     #     #
“Hai hanny, kamu udah sehatan?” tanya Elsa. Sepertinya dia kelkihatan kangen sama aku. Secara aku kan teman sebangkunya, udah tiga hari gak masuk.
“Iya, aku sehat kok,” sambil berpelukan dengan kedua sahabatku.
“Eh eh....ada cerita seru lho,” kata-ku penuh semangat.
“Apa....apa?” Ina dan Elsa begitu antusias.
“kalian tahu ga?, selama aku diopname, Mr. Mike sering banget nengokkin aku,” jelasku sambil nyengir.
“Hah...yang bener loe?” jawab Ina tak percaya.
“Ooooohh....pantesan” timpal Elsa sambil memanggut-manggutkan kepalanya.
“Apa?” serempak aku dan Ina membuat Elsa melotot kaget.
“itu...” Elsa berlaga sok mikir. “kemarin-kemarin pas aku mau pulang, Mr. Mike nanyain kamu Han, terus dia juga nanyain buah-buahan apa yang kamu suka” ceritanya.
“Terus kamu jawab apa?” tanyaku penasaran.
“Aku jawab___ kamu suka buah____kedondong !!!!” jawab Elsa yang benar-benar membuatnya ngakak. Elsa terdiam ketika melihat aku nampak kecewa. “Sori dech. Tapi kamu tahu gak? Mr. Mike malah jawab oh doang, itu saking gak percayanya kali ya? Seorang hanny masa sich suka kedondong.” Kali ini gak hanya Elsa yang ikut-ikuttan nyengir, tapi Ina yang dari tadi diam saja tertawa sejadi-jadinya.
“Nah...bener gak, pasti si Mr. Bawain kamu kedondong?” tebak Elsa sambil mengarahkan dua jari telunjuknya ke arahku.
“Iya” jawabku singkat dengan mimik muka kecewa. Dan sepertinya Elsa dan Ina mau ketawa lagi, hanya saja mereka tahan karena melihat aku cemberut. Hee..he.. jadi malah aku yang ke-GRan. Berarti dugaan kedua temanku benar, kalo si Mr. suka sama aku. Batinku sangat senang.

#     #     #

1....2....3....4....5.....6....
Sampai sekarang aku merasa semakin dekat dengan Mr. Mike. Dan aku yakin kalo dia suka sama aku. Yeah walaupun Mr. Mike guruku tapi usianya gak tua-tua amat. Aku tujuh belas tahun dan dia dua puluh satu tahun, beda tipis lach. Dia juga kelihatan masih keren. Hhee..
“kring....kring....” bunyi weaker-ku. Aku masih terlelap dibantal empukku.
07:30. Aku bergegas mandi,sarapan dan akhirnya beres tepat pukul delapan. Hari ini hari minggu. Aku dan kedua sahabatku ada rencana pergi melihat pameran.

“waaaaaaah....lukisannya keren” komentarku melihat sebuah lukisan. Dilukisan itu nampak sebuah pemandangan yang menurutku super indah yang tak pernah kutemui di bumi. Dan disana juga nampak sepasang kekasih yang sangat romantis, duduk dibangku dan__menikmati pemandangan itu.
“Hmm. Romantis yach” kata Elsa seolah-olah membaca pikiranku.
“To__tuw__iiit__” timpal Ina kemudian dengan nada yang super lebay.
Tiba-tiba pandanganku terlempar ke arah sosok yang ku kenal.
“Mr?????” kataku dengan pelan, tapi cukup terdengar oleh kedua sahabatku. Dan buktinya mereka berdua langsung mengikuti arah pandanganku.
“Hah....Mr? siapa cewek itu?” tanya Elsa heran dan mewakili aku untuk bertanya siapa cewek itu.
“Mr. Mike” teriak Ina dengan tiba-tiba. Terlihat Mr. Mike diujung sana melambaikan tangannya yang langsung dibalas oleh Ina.
“Hi anak-anak. Kalian ternyata datang juga” sapa Mr. Mike setelah tepat dekat dengan kami. Halooo!!!!!! Apa maksudnya ‘anak-anak’ batinku kesal mendengar sapaan Mr. Mike.
“Iya” kataku dengan nada sinis sambil mengangkat sebelah alisku melihat seorang perempuan yang memegang tangan Mr. Mike. MENYEBALKAN!!!!!!!!!
“Mr. ini siapa?” kata Ina. Pertanyaan itu sebenarnya sudah melayang-layang sejak tadi di atas kepalaku, hanya saja aku pura-pura tak peduli.
“Oh iya, aku lupa. Kenalkan ini tunanganku. Sarah” jawaban Mr. Mike sepontan membuat kakiku tak kuat berdiri. Ina dan Elsa memandang tak percaya.
“Hi anak-anak. Saya sarah” sapa wanita itu kemudian sambil menjulurkan tangannya ke arahku yang berada paling dekat dengan-nya di antara sahabatku. Aku tak menyambut tanganya. Aku masih merasa tak percaya, lalu tangan Ina lah yang menyambut tangannya. Dan aku. Aku lari menjauhkan diri dari kenyataan yang telah kudengar yang  begitu menyakitkan.
#     #     #

Hari senin. Seminggu setelah peristiwa menyakitkan di pameran minggu lalu. Istirahat pertama aku di panggil keruang Kepala Sekolah.
Assalamualaikum” ucapku sopan memasuki ruangan.
wakaikunsalam. Silahkan duduk Hanny” jawab pak Kepala Sekolah. “ Bapak tahu masalah kamu Hanny. Tapi sebaiknya bukan bapak yang meluruskan ini semua, toh ini bukan urusan bapak kan? Dan bapak harapkan kamu mengerti seteleh ini” jelasnya panjang lebar yang membuat aku binging tak mengerti. Tak beberapa lama setelah Kepala Sekolah keluar ruangannya, seseorang datang.
“Hanny” panggilnya. Aku tak mennjawabnya dan aku kenal dengan si pemilik suara itu. Dan tepat___dia Mr. Mike. Mau apa dia kesini? Apakah dia yang dimaksud oleh Pak Kepala Sekolah tadi?
Aku hanya terdiam menungghu apa yang akan di sampaikan Mr. Mike padaku.
“Aku tahu kamu marah sama aku. Kamu berhak melakukannya” dua kalimat yang kudengar membuat aku sedikit mengangkat kepalaku. “Maaf kalo aku mengganggu aktivitas istirahatmu. Aku memanggilmu kesini, karena aku ingin menjelaskan semua kesalapahaman diantara kita” jelasnya kemudian sambil berdiri di depanku yang tengah duduk.
“Kesalahpahaman?” aku mulai bicara, karena aku tak mengerti apa maksudnya.
“Iya Hanny. Aku tahu kamu dan aku sangat dekat, tapi bukan berarti aku suka sama kamu. Aku tahu kamu suka padaku, aku juga begitu. Hanya saja aku menyukaimu sebagai adik. Gak lebih”
Hening !!!!
“Semenjak kita bertemu di pameran dulu. Kamu menghindar” kali ini Mr. Mike duduk di sampingku dan memegang tanganku. “Maafkan aku Hanny. Kalau selama ini aku telah membuat kamu menyimpan harapan yang besar terhadapku. Yang ternyata aku sendiri yang merusak semua harapan besarmu itu. Aku harap kamu mau mengerti”
“Iya” aku berdiri dan mengangkat kepala. Aku berusaha agar terlihat tegar di depan Mr. Mike, walaupun aku tahu. Hatiku sakit.
“Aku sangat mengerti. Aku harusnya nyadar diri kalo aku gak pantas untukmu” kalimat itu sontak keluar dari mulutku. Entah kekuatan apa yang saat itu merasuk dalam diriku. Aku berlari meninggalkan Ruangan Kepala Sekolah dan tersedu menangis di lapangan bola yang sepi.
#     #     #

Seorang aku yang mencintai gurunya sendiri. Akankah aku bisa bangkit dan tersenyum kembali setelah tahu cinta tak dipihak-ku? Akankah aku temukan cinta yang lain, yang akan memberikan warna di hidupku lagi?
Saat seseorang yang kita sayang telah pergi, itulah saat kita harus berjuang untuk mulai tersenyum kembali........ :D KEEP SMILE!!!!!!!!!!!!

Aksi Transjender di Simon Cabaret

0



Share:
Salah satu atraksi yang tidak boleh dilepaskan sewaktu berkunjung ke Phuket, Thailand, adalah menonton kabaret di Simon Cabaret. Di sini, kita bisa menyaksikan para waria menari dan menyanyi dengan latar gemerlap.
Gedung pertunjukan kabaret ini terletak di Jalan Sirirach atau 1 kilometer menjelang Pantai Patong, Phuket. Rasanya sulit melewatkan bangunan warna ungu di sebelah kiri jalan saat menuju ke arah Pantai Patong.
Pertunjukan kabaret di Simon Cabaret dikenal dengan ciri uniknya, yaitu memajang penampil transjender. Mereka menari dan menyanyi dengan balutan gaun belahan rendah dan diiringi penari berbusana minim serta berbaju gemerlap.
Lagu yang ditampilkan selama pertunjukan beragam, mulai lagu berbahasa Inggris hingga Mandarin. Koreografi selama di panggung sangat memikat dan ditunjang dengan pengeras suara yang mantap.
Setiap hari, pertunjukan di Simon Cabaret digelar tiga kali, yakni pukul 18.00-19.15, 19.45-21.00, dan 21.30-22.45. Tarif masuk pertunjukan ini untuk pengunjung dewasa adalah 800 baht atau sekitar Rp 24.000 (kelas VIP) dan 700 baht (kelas normal). Sementara pengunjung anak hanya dikenai tarif 600 baht (VIP) dan 500 baht (normal).
Selain menonton, penonton diberi kesempatan untuk berfoto bersama penari. Secara tertulis, pengelola kabaret menyarankan untuk memberikan tip sebesar 40 baht.

Cerpen: Pak Umar dan Sepeda Jengkinya

0



“Bapak itu lagi!” Niar menggumam dalam diam di tepi jendela. Matanya menatap malam yang sedang memilih warna hitam pekat. Namun pandangan Niar yang sebenarnya, ada di berbagai peristiwa. Gaya melamunnya milik orang kebanyakan, duduk di depan meja sambil kedua tangannya menopang dagu.
Inilah rutinitas Niar seusai belajar. Melamun! Dan kali ini tema lamunan Niar seusai belajar adalah tentang seorang pria hampir paruh baya yang bagi Niar selalu khas lekat dengan sepeda jengkinya.
Niar sangat tahu betul sosok itu. Selama setahun kemarin, bapak itu selalu berpapasan dengannya di jalan. Niar kerap menyalip sepedanya di pagi hari. Terutama jika itu adalah hari Senin. Semua orang tahu, hari Senin adalah waktu untuk upacara bendera. Dan bagi Niar, hari Senin berarti juga waktunya piket membersihkan kelas. Karena itulah, hari Senin menjadi alasan bagi Niar untuk menjadi pembalap pagi hari di jalan.
Menyalip sepeda bapak itu juga dilakukan Niar di hampir setiap pulang dari sekolah. Banyak orang akan melakukan hal seperti yang Niar lakukan, bergegas mengenderai sepeda di tengah terik siang yang menyengat.
Sepeda milik Niar bukanlah sepeda balap. Sepeda dengan keranjang di depan, sepeda andalan yang pas untuk para perempuan. Tidak ada juga perangkat untuk memberatkan atau meringankan kayuhan  pengendaranya yang biasa terletak di stang sepeda.
Hanya saja, Niar memang selalu punya gagasan untuk menjadi pembalap di jalan. Bahkan, mengajak balapan angkutan umum berisi teman-temannya yang juga pulang sekolah. Sebentuk kebanggaan yang terukur bagi Niar, bila ia bisa mengalahkan mobil bertubuh kuning itu. Meski sebetulnya, tentu saja dikarenakan kecepatan angkutan umum tersebut yang tidak bisa melaju cepat. Kendaraan itu kerap mampir di banyak tempat, menurunkan dan mengangkut penumpang, lalu tetap berjalan lambat demi, andai saja ada penumpang di dalam gang yang terlihat sedang berjalan untuk menyetop angkutan umum.
Sepeda milik bapak itu juga bukan sepeda tua, sehingga membuat pengendaranya selalu disalip banyak orang.             Sepeda jengki, begitu orang menyebut jenisnya. Ibarat tubuh manusia, sepeda jenis ini bertubuh tinggi langsing, lebih ramping meski berfisik mirip sepeda kumbang. Namun kalau urusan laju, diameter bannya yang besar bisa membuat sepeda ini melaju lumayan gesit.
Jadi mengapa Niar kerap menyalip bapak itu, jelas sudah bukan karena urusan kualitas sepeda. Tapi, karena alasan Niar untuk harus cepat saat mengendarai sepeda di jalan. Dan, alasan bapak itu selalu berkenan disalip oleh Niar, tak pernah Niar ketahui.
Tapi sejak tadi siang, Niar punya dasar kuat untuk tidak menjadi pembalap di jalan raya. Apalagi, kini ia punya penghalang untuk tidak lagi bisa menyalip bapak bersepeda jengki yang sudah Niar ketahui identitasnya.
Paginya, Niar memang masih menjadi pembalap. Karena di awal hari itu, Niar ingin punya pengalaman pertama yang menyenangkan saat ia sudah bisa mengganti rok birunya dengan warna abu-abu.
Semua bermula dari upacara bendera. Sebetulnya mata Niar menatap silau ke segala penjuru arah. Topi barunya tak bisa menutupi wajahnya dengan maksimal. Apalagi, tidak ada barisan yang memagar di depannya. Nias sempat menggerutu, mengapa ia menjadi murid paling tinggi di kelasnya sekarang. Karena itu berarti, selama setahun nanti Niar harus kerap berada di barisan paling depan sebagai aturan baku baris berbaris. Siapa yang paling tinggi, baris di tempat kehormatan paling depan!
Para guru berbaris di tempat yang teduh, menghadap para siswa baru yang menikmati sinar pagi kaya manfaat untuk tubuh. Berbalikan dengan aturan baris berbaris pada siswa, para guru berbaris dengan aturan siapa yang paling dulu. Atau, mungkin siapa yang paling mungil, dialah yang ada di depan. Karena dalam pengamatan Niar, ternyata bapak itu berbaris di barisan paling depan, berikut juga barisan di samping kanan kirinya yang juga terdiri dari para guru dengan tinggi tubuh yang tak jauh beda dengannya.
Tapi tentu tidak ada satu orangpun yang sengaja mengatur, mengapa Niar bisa berbaris paling depan dan mengapa bapak itu juga satu arah dengannya berbaris paling depan. Lalu di kemudian waktu, membuat mereka saling kerap bertatap-tatapan.
“Ya Tuhan… itu kan bapak yang sering aku salip di jalan?” waktu itu Niar ingat pasti kalau dia cuma bisa tanpa sadar membuka mulut lebar tanda ternganga. Sedangkan bapak yang ditatap Niar, membalas dengan senyum khas yang kerap dilihat Niar.
“Ah ya, senyum itu!” Niar ingat pasti bagaimana ada seseorang yang pernah membuatnya cemberut hanya karena ia tersenyum.
Dalam pikiran Niar, sulit dijelaskan tentang seseorang yang bisa menikmati sinar matahari di siang hari. Mungkin itu sah jika jawabannya adalah para turis di Kuta Bali. Tapi ini, adalah seorang bapak, dengan seragam abu-abu gelapnya, yang mengendarai sepeda jengki, berikut senyum bahagianya.
Ya, senyum itu memang terlihat tulus tanpa paksaan matahari yang panas. Meski keringat juga terlihat mengucur lancar di wajahnya yang tak bertopi. Dan Niar menjadi keki karena tidak bisa ikut berbahagia seperti cara bapak itu!
Lain waktu, Niar menjumpai bapak itu di kala sore hari. Kali ini juga dengan kondisi yang membuat Niar geleng-geleng kepala tanda salut. Si bapak bisa memancar senyum bahagia dalam kondisi tak terbebani sosok di belakangnya. Di balik tubuh bapak itu, ada seorang wanita yang mungkin istrinya, duduk bergaya menyamping, sambil memikul setumpuk perangkat dan bahan dagangan untuk berjualan nasi boran.
Membayangkan memangkunya dalam diam saja, Niar tak mampu. Perangkat dan bahan untuk berjualan makanan khas Lamongan itu tak pernah bisa hadir dengan versi sederhana sejak dulu. Ada nasi yang diletakkan di sebuah wadah besar dari jalinan bambu yang disebut boran. Berikut, berbagai lauk yang diletakkan di beberapa wadah terpisah. Jika bagian-bagian itu disatukan, maka jadilah tumpukan setinggi sekitar kaki orang dewasa yang harus dipangku oleh wanita itu di atas dudukan belakang sepeda jengki.
Memang, tumpukan itu bisa melekat pada tubuh pembawanya karena ada selendang sebagai alat pengikat untuk menggendong. Tapi memeganginya sambil menjaga keseimbangan dengan duduk di boncengan sepeda, tentu menghasilkan gerakan-gerakan yang membuat si pemboncengnya harus lihai mengendalikan setir sepeda.
Dan jika pembonceng itu adalah Niar, ia yakin, baru satu kayuhan saja sepedanya pasti akan oleng ke samping karena beban yang ada di belakangnya. Jadi pastinya, tak akan ada gambaran dalam pikiran Niar untuk bisa menikmati kayuhan sepeda sambil tersenyum bahagia!
***
Namanya Pak Umar. Kini, memang sudah ada yang berubah dari hubungan Niar dengan orang yang selalu hanya ia bisa sebut dengan panggilan bapak atau bapak bersepeda jengki, tanpa embel-embel nama asli di belakangnya.
Setelah kejadian upacara di hari pertama ia masuk sekolah, Niar jadi mengenal nama Pak Umar. Karena, bapak itu lalu menjadi guru Matematika di kelasnya. Bapak yang senang menebar senyum sepanjang jalan sambil mengayuh sepeda itu ternyata juga murah berwajah ramah saat mengajar. Padahal mata pelajarannya adalah satu dari sekian pelajaran yang tidak disukai Niar. Juga, kebanyakan teman-temannya. Tapi entah karena senyuman Pak Umar, atau memang cara mengajarnya, Niar jadi betah dan mudah mengerti Matematika.
Di jalan pun, kini Niar bisa sambil ikut tersenyum saat mengayuh sepeda. Karena, ada Pak Umar yang kadang enak untuk diajak berbicara selama di perjalanan saat kebetulan berbarengan. Jikalau harus menyalip Pak Umar karena suatu hal, ia bisa terbiasa untuk menggunakan perilaku kesopanan. Niar akan menyapa, mengatakan maaf, lalu permisi untuk melaju lebih dulu.
Namun hampir satu semester, Niar selalu kesulitan untuk menjawab pertanyaannya sendiri tentang Pak Umar. Niar masih penasaran, mengapa seorang guru yang mengajar di sekolah dengan label RSBI masih harus mengayuh sepeda. Yang Niar bingungkan, sekolahnya kini sedang berusaha menstandarkan pendidikannya dengan standar internasional. Dan, bukankah untuk masuk ke sana, Niar dan kawan-kawannya sudah membayar cukup banyak uang setara sekolah di swasta? Apa iya uang-uang itu tidak bisa meningkatkan kesejahteraan seorang guru seperti Pak Umar? Apa iya ini hanya karena Pak Umar tak pernah membuka les sepeeti kebanyakan guru-guru Niar lainnya, sehingga tak memiliki uang pemasukan tambahan?
Yang Niar tahu, banyak guru di sekolahnya mengendarai mobil atau motor. Itu pun jika motor, modelnya pasti keluaran terbaru. Hanya Pak Umar, guru dengan transportasi sepeda jengki. Karena rasa penasaran itu makin memuncak, Niar mulai memberanikan diri mulai menyusun aksi.
Berbagai pertanyaan itu makin menumpuk dengan satu rasa penasaran lagi yang dimiliki oleh Niar. “Mengapa Pak Umar selalu bersepeda dengan tersenyum? Meskipun di bawah panas terik matahari, atau meskipun sedang membonceng istrinya yang membawa setumpuk wadah boran, mengapa harus ada senyum di wajahnya?”
Kali ini, Niar berniat main ke rumah Pak Umar. Kebetulan, Niar memiliki kesulitan dengan pokok bahasan kalimat persamaan. Setelah meminta izin untuk berencana main ke rumah Pak Umar di waktu petang, Niar akan mencoba menanyakan rasa penasarannya itu.
Wawancara langsung antara Niar dengan Pak Umar akhirnya terjadi. Tentunya didahului dengan kata-kata maaf dan permisi seusai masalah Niar tentang kalimat persamaan dapat ia mengerti dari Pak Umar.
Pertanyaan pertama Niar. “Kenapa ya, Bapak kok masih betah dengan sepeda jengki? Maaf sekali lagi lho Pak, atas pertanyaan saya. Soalnya, bagi saya Bapak itu unik, sih!”
Pak Umar sedikit tergelak mendengar pertanyaan tersebut. “Yah… sekarang kan sedang tren aksi go green!” jawab Pak Umar santai namun sebetulnya cukup masuk akal. Di mana-mana, apalagi di kota besar, saat ini begitu banyak gerakan bersepeda yang bahkan dilakukan para pegawai kantoran.
Tapi Niar memicingkan mata tak percaya karena teringat hal yang lain. “Masak sih, Pak? Tapi, sambil membonceng Ibu, apa Bapak juga tidak terpikir kesulitan sehingga juga ingin punya motor?”
Pak Umar menggelengkan kepala.
Niar lalu menemukan jawaban pertanyaannya sendiri. “Oh, saya tahu. Bapak ini menghayati lagu Oemar Bakri-nya Iwan Fals, ya?” canda Niar yang dijawab tawa Pak Umar, masih dengan bonus gelengan kepala.
“Atau… maaf nih Pak, apa iya gaji Bapak tidak cukup untuk beli motor? Kan Bapak ngajar di RSBI. Gajinya pasti besar. Atau, kenapa Bapak tidak mengadakan les Matematika saja seperti para guru Fisika dan Kimia?” Niar masih mencecar. Ia sudah bertekad, malam itu, ia harus mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya.
Kali ini strategi Niar rupanya berhasil. Pak Umar langsung menghela nafas dalam. “Hm… pasti kali ini Pak Umar akan menjawab jujur pertanyaanku,” batin Niar yakin.
“Saya itu tidak pernah terpikir untuk ingin mengambil keuntungan dari les, Niar. Cukuplah menerangkan kalian dengan jelas di kelas. Kalau ada yang kurang mengerti, akan saya persilakan datang bertanya ke rumah. Ya seperti kamu sekarang ini.”
“Lalu?” Niar masih tidak puas karena pertanyaannya masih belum dijawab.
“Hm… saya itu tidak bisa naik motor lho!” jawaban Pak Umar bermimik serius yang tak dipercayai oleh Niar. Niar malah tertawa. Pasti Pak Umar cuma beralasan mengada-ada, itu pikir Niar.
“Lho, serius ini! Banyak orang yang menawari saya untuk belajar. Tapi saya malu. Masa, sudah tua seperti saya ini baru belajar naik sepeda motor,” jelas Pak Umar yang langsung membuat Niar malu karena sudah tertawa sendiri pada orang yang telah bicara jujur.
“Aduh Pak, kalau begitu saya minta maaf ya. Saya benar-benar tidak berniat menyinggung Bapak. Sekali lagi saya mohon maaf,” pinta Niar.
Pak Umar tersenyum, dan Niar langsung ingat pertanyaannya yang lain.
Menginjak ke pertanyaan dari rasa penasarannya yang ke dua. “Pak, Bapak apa tidak tersiksa kepanasan setiap siang? Tidak keberatan ketika sedang menggonceng Ibu? Soalnya saya lihat, Bapak ini aneh! Siang-siang kepanasan tapi masih bisa naik sepeda sambil tersenyum. Waktu membonceng istri Bapak juga begitu,” aksi reportase Niar sepertinya sulit untuk berhenti.
“Oh, itu… Saya itu punya kebiasaan melamun lho, saat naik sepeda. Kadang, saya sambil ingat hal-hal lucu yang sering saya ketahui. Misalnya, melihat ulah kalian waktu di kelas. Atau, kadang saya terpikir tentang ide baru untuk bisa menerangkan Matematika dengan mudah kepada kalian nantinya di kelas. Pokoknya, melamun sambil naik sepeda itu banyak menghasilkan inspirasi!” mantap jawaban Pak Umar.
Niar sedikit mengernyitkan kening.
“Niar coba deh kalau tidak percaya. Biar Niar nggak suka kebut-kebutan lagi di jalan. Bahaya, anak gadis main kebut-kebutan naik sepeda di jalan besar!”
Mendengar petuah itu, Niar malu sendiri.
Sesampainya di rumah, Niar menyesal. Ia menyesal karena sepertinya pertanyaan-pertanyaannya tadi telah menyinggung Pak Umar. Ia pun menyesal karena ternyata setelah tahu jawaban Pak Umar, ia juga masih harus melamun di pinggir jendela seperti biasanya.
“Bayangkan saja, hari semoderen ini, masih ada orang yang tidak bisa naik motor?” Niar bertanya pada bayangan tak jelas dalam pikiran lamunannya.
***
Sedangkan orang yang dilamunkan Niar, ternyata juga sedang termenung diri. Sejak kepulangan sang murid dari rumahnya, berkali-kali ia bergumam kata maaf. Ia memang sudah tidak jujur pada jawaban dari pertanyaan-pertanyaan Niar yang rasanya sudah terpikirkan sebelumnya oleh muridnya itu. Namun kalaupun Pak Umar harus jujur, sungguh, ia justru akan mengeluarkan penjelasan sepanjang rumus Matematika. Seperti saat menerangkan penguraian sebuah kalimat matematika yang panjang. Atau, selengkap rumus dimensi ruang yang membutuhkan unsur panjang kali lebar kali tinggi. Mungkin ditambah dengan kali lama, karena penjelasan Pak Umar memerlukan ketinggian pemahaman.
Sejak muda, Pak Umar sudah bisa mengendarai sepeda motor. Tapi posisinya, selalu dalam istilah pinjam milik orang lain. Mungkin orang tak akan lantas percaya, jika Pak Umar sepertinya punya surat keterangan tambahan sejak lahir, tidak bisa memiliki sepeda motor!
Setiap hendak membeli motor, ada saja yang menjadi ganjalannya. Orangtua sakit, anak perlu biaya sekolah, istri butuh modal, tetangga perlu pinjam orang, dan semua itu bisa silih berganti datang hingga sekarang.
Kini, uang yang selalu ada setiap bulannya dari gaji mengajarnya, uang yang selalu ada setiap harinya dari hasil berjualan nasi boran istrinya, selalu ada tersedia untuk menuju ke kantong kedua anaknya yang butuh biaya pendidikan. Anak Pak Umar memang cerdas dan pintar. Namun kelebihan itu tidak sekaligus membuat mereka bisa ditanggung total kebutuhan pendidikannya di sekolah oleh beasiswa.
Dan beberapa tahun terakhir ini, Pak Umar telah menghentikan setiap usahanya untuk memiliki sebuah sepeda motor. Ia sadar, garis hidup yang ia miliki sepertinya adalah berjodoh dengan sepeda jengki yang tak berpolusi.

Cerpen Remaja Romantis : LUKA YANG TEROBATI

0
Di tengah awan hitam yang membumbung tinggi aku terduduk dihalte karena menunggu sebuah kendaraan umum yang melintas, hingga air jatuh dari langit apa yang ku tunggu tak kunjung datang.
“ hah mana hujan taksi belum dateng.” Menunggu kendaran yang akan mengatarku pulang

hingga sebuah kendaraan pribadi dengan plat nomor luar daerah menghampiriku, tenyata pria yang dahulu pernah hadir dalam kehidupanku, akan tetapi tak pernah berjua selama 10 tahun kini hadir kembali di hadapanku, walau dalam hati ini masih sangat membencinya, aku bahkan tak ingin mengulang ke dalam lubang yang sama lagi.


Iya, benar dahulu aku memang mencintai dan menyayangi layak nya sang kekasih yang setia, waktu berjalan di tengah keindahan dunia yang dahulu kami rengkuh berdua menjalani hari-hari tanpa henti hanya untuk berjua demi melepas kerinduan yang mendera hati, walau terkadang perjumpaan kami selalu terhalang jarak. Tapi itu bukan suatu masalah bagi kami karena kekuatan cinta yang mensirnakan hal itu, memang kalau bersua tentang cinta tak ada habis nya bahkan terkadang cinta bisa membuat kita gila dan membutakan segala hal. Itulah yang pernah aku alami.


Kami dahulu saling mengisi hati satu sama lain dengan penuh rasa kasih sayang, disaat ia dalam masalah yang teramat menderanya aku selalu hadir disisinya untuk memberi support, akan tetapi dikala aku sedang tersandung masalah ia tak pernah hadir.


Aku dapat memakluminya, tapi semakin lama masalah ku semakin sulit hingga orang-orang terdekat aku pergi meninggalkan ku karena mereka tidak setuju kalau aku bercinta dengan nya. Tapi dengan kekuatan cinta yang aku miliki saat itu, aku rela kehilangan mereka demi ia yang mengisi relung hati ini.


Aku gila dimakan cinta yang ia berikan kepadaku sampai aku terjatuh dalam permainan yang sudah diskenariokannya, sungguh saat itu aku tak sedikit pun menaruh rasa curiga kepada ia, walau sudah banyak orang bersua kalau aku hanya jadi bahan peramainan ia saja.


Hingga suatu saat aku menyaksikan nya sendiri dengan menggunakan kedua bola mata yang telah membara, ia sedang memadu kasih dengan orang yang selama ini aku anggap kawan yang bisa diandalkan, sungguh teramat sakit hati ini, walau seperti itu aku tak sedikit pun menaruh rasa dendam.
Hingga aku memutuskan untuk berpetualang kembali dengan kehidupan baru, di kota yang saat ini aku bermukim untuk melanjutkan sekolah. Sering kali aku memutuskan untuk melupakan nya untuk selamanya, tapi hati ini tak bisa ditipu juga karena aku juga selalu mengingat masa-masa indah yang dahulu kala sampai saat ini.


“ Hay, apa kabarmu “ ucapnya yang telah meninggalkan tempat mengemudinya tadi.
Aku tak kan pernah tergoda ,kembali dengan kata-kata manisnya. Sampai ia bercerita sejak kepergianku yang misterius itu ia selau memikirkan dan merasa dirinya adalah orang yang paling bodoh didunia. Aku tak terpengaruh atas semua yang ia ucapkan lalu aku pergi meninggalkan nya yang jauh-jauh datang hanya untuk menemuiku. Dan dia tak putus asa dia mengejarku hingga aku teriaki dia copet. Seketika orang-orang yang berada di sekitarku memukulinya hingga dia tak sadarkan diri. Aku merasa bersalah atas perlakuanku padanya, lalu aku membawanya kerumah sakit agar dia mendapat pertolongan. Hingga sebuah tangan yang lemah membelai rambutku, tersontak aku bangun dari tidurku.


“sudah siuman” kataku memecah keheningan ruangan
Tak sedikitpun ia bersua, mungkin karena fisiknya yang masih lemas karena menepuh perjalanan jauh dan dikeroyok massa karena ulahku.


“maafin, aku iya tadi bilangin kamu copet” dengan penuh rasa bersalah hingga mengeluarkan air mata
“tidak apa-apa, aku bisa memakluminya kenapa kamu seperti itu, tapi satu yang harus kamu tau, aku kesini hanya untuk bertemu kamu dan meminta maaf atas kejadian tempo hari mungkin kamu belum bisa memaafkan ku tapi itu semua terjadi diluar pemikiran aku” suara yang tertahan rasa sakit yang mendera


“sudahlah... jangan terlalu banyak berbicara kamu masih sakit. iya, aku maafin kamu”
“kamu mau kan kembali kepadaku” sambil memegang kedua tangan ku ia memohon
“saat ini aku belum bisa memberikan jawaban buat kamu”
“tapi.......”


Belum usai dia berbicara aku telah meninggalkannya untuk sejenak memikirkan apa yang harus aku lakukan. Sebelum mengambil keputusan yang sangat vital dalam kehidupanku, hingga aku memberitahukan hal ini kepada teman terdekatku. Tapi percuma saja ia juga tak bisa memberikan jalan keluar antara memilih iya atau tidak. Aku menemuinya kembali untuk menanyakan hal ini.
“apakah kamu serius atas omongan kamu tadi ?” menanyakan hal tersebut


“aku serius, kalau memang aku tak serius tak mungkin aku jauh-jauh datang dari palembang ke bali hanya untuk memberitahukan hal sebenarnya.” Ia memberitahukan yang sebenarnya apa yang terjadi
“terus kenapa kamu baru mencariku sekarang”


“kamu salah besar, aku sudah mencari kamu kemana-mana hingga aku tanya teman, sahabat bahkan keluarga kamu tapi apa hasilnya nihil mereka tak ingin aku tahu keberadaan kamu.” Sembil meneteskan air mata


Memang sebelum aku berangkat dahulu sempat berpesan kepada mereka agar tak memberitahu keberadaan ku, karena aku tak mau ia menemuiku kembali.
“terus kamu tahu dari siapa bahwa aku ada di bali”


“aku tahu dari teman yang liburan di bali, katanya dia melihat kamu tapi dia tak tahu apakan itu benar kamu atau bukan, karena kamu keburu naik taksi. Setelah dapat kabar dari dia aku langung berangkat kesini untuk memastikan sendiri, apakah benar itu kamu atau bukan. Tapi sepertinya sia-sia hampir seminggu aku mencarimu tak kunjung jua, hampir aku untuk memutuskan pulang tapi tuhan berbicara lain aku melihat yang risau di halte tadi, aku kegirangan langsung aku berhentikan mobilku tepat didepan mu. Aku juga minta maaf atas omongan aku tadi, tak semestinya aku berbicara seperti itu. Tapi 1 hal yang harus kamu tau minggu depan aku akan pergi ke italia untuk melanjutkan study ku”


“kamu nggak salah kok, aku yang salah karena tak mengijinkan mu untuk menemuiku, tapi 1 hal yang perlu kamu tahu. Aku juga 4 hari lagi akan pergi”
“pergi kemana”


“pergi melanjutkan study sama seperti kamu. Aku juga akan ke italia” dia terkejut atas perkataanku
“kamu dikota mana” ucapnya yang sangat gembira atas kabarku
“aku tak akan memberitahu kamu tapi kalau kamu memang cinta dan sayang sama aku pasti kamu akan mencariku kembali dan aku akan memberi jawabannya saat kamu menemui ku lagi disana.” yang membuatnya sedikit kecewa


“baiklah kita akan bertemu disana dan juga aku akan mencarimu mu karena aku memang mencintai dan menyayangi mu.”


Seminggu berada di sana aku di kaget kan dengan seseorang yang mengambil tas ku secara paksa, tapi entah mengapa aku tak menjerit tapi mengejarnya hingga sampai di sebuah toko bunga dia berenti dan menoleh kearah ku. Ternyara dia dan semakin terkejut diriku saat melihat orang di sekeliling membawa bunga, entah apa yang dia akan lakukan. Dia mendekatiku dengan membawa sekuntum bunga dan kotak kecil yang berisikan cincin. Dan menyatakan cinta di depan keramaian manusia, sungguh hal yang membuatku malu tapi jug membuat ku gembira karena dia memang benar mencintaiku walau dia juga telah membuat hatiku terluka tapi semua itu telah terobati.

Cerpen Ayah : Hadiah Terakhir dari Ayah

0
Di sebuah perumahan terkenal di jakarta tinggalah seorang gadis bersama sang ayah..

sang ibu telah lama mendahuluinya pergi sejak ia masih kecil. .
Seorang gadis yg akan di wisuda, sebentar lagi dia akan menjadi seorang sarjana, akhir jerih payahnya selama beberapa tahun di bangku pendidikan.

Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobil sport, keluaran terbaru dari Ford. Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia sangat yakin nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu.

Diapun ber'angan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya. Bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan ke teman-temannya.



Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya.

Sang ayah tersenyum, dan dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga akan putrinya, dan betapa dia mencintai anak itu.

Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,... bukan sebuah kunci!


Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. Dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Jaket kulit Terkenal, di belakangnya terukir indah namanya dengan sutra emas.


Gadis itu menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia berteriak, "Yaahh... Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan jaket ini untukku?"



Lalu dia membuang Jaket itu dan lari meninggalkan ayahnya.

Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia hanya berdiri mematung, tak tahu apa yg harus di lakukannya ..



* * *

Tahun demi tahun berlalu, sang gadis telah menjadi seorang yang sukses. Dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang wanita karir. Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi suami yang tampan dan anak yang cerdas.


Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa sayangnya pada anak itu. Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.

Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya. Saat melangkah masuk kerumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal disitu. Dia merasa sangat menyesal telah bersikap buruk terhadap ayahnya.



Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang di rumah itu. Dan ketika dia membuka lemari pakaian ayahnya, dia menemukan Jaket itu, masih terbungkus dengan kertas kado yang sama beberapa tahun yang lalu.


Sesuatu jatuh dari bagian kantong Jaket itu. Dia memungutnya.. sebuah kunci mobil! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan! Dia merogoh kantong sebelahnya dan menemukan sesuatu,, di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. Dan sebuah kwitansi pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu.

Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu. Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok kedalam. Bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum bangga.


Mendadak dia menjadi lemas, lalu terduduk disamping mobil itu, ia menangis. air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang takan mungkin bisa terobati...

SP3 Kasus Sisminbakum Seharusnya sejak Dulu

0


Mantan Menteri Kehakiman Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan, surat penghentian penyidikan dan penuntutan (SP3) dalam kasus Sistem Administrasi Badan Hukum seharusnya sudah dikeluarkan Kejaksaan Agung sejak lama. Pasalnya, Mahkamah Agung sudah membebaskan para terdakwa dalam kasus ini, seperti Romli Atmasasmita (mantan Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Kehakiman) dan Zulkarnaen Yunus (mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Kehakiman) dengan alasan bukan korupsi.
"Setelah tiga orang dibebaskan, saya didakwa bersama-sama dengan mereka. Sejak awal kasus ini kontroversial dan kental muatan politik dan ekonomi. Lalu, kami jadi korban, kemudian babak belur dicap sebagai tersangka. Kawan-kawan lain lebih mengenaskan nasibnya dibandingkan saya. Pak Romli dan Pak Zulkarnaen ditahan beberapa tahun dan akhirnya dibebaskan. Setelah dibebaskan mereka dapat apa? Kehilangan jabatan. Putusan hanya menyatakan rehabilitasi, tapi kan nasi sudah menjadi bubur," tutur Yusril kepada wartawan di Mahkamah Konstitusi, Kamis (31/5/2012).
Dalam kasus Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum), Yusril dikenai Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 Kitab KUHP, yaitu turut serta melakukan ataupun bersama-sama melakukan korupsi. Yang paling berat adalah menyuruh melakukan perbuatan yang didakwakan. Namun, orang yang disuruh (dalam versi kejaksaan), yaitu Romli dan Zulkarnaen, telah divonis bebas.
Yusril telah menceritakan kasusnya tersebut kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu. Presiden menanyakan statusnya dalam kasus Sisminbakum dan dijawab Yusril bahwa dirinya masih tersangka. Ia menyatakan tidak mengerti mengapa kejaksaan masih bersikeras menjadikannya tersangka. Maka, Yusril pun menyampaikan niatnya untuk melawan penetapannya sebagai tersangka ini melalui pengadilan jika hingga pekan depan status tersebut belum dicabut. Ia yakin dirinya akan menang kembali seperti ketika melawan Hendarman Supandji sehingga Jaksa Agung akan dipermalukan.
Mendengar hal tersebut, menurut Yusril, Presiden diam. Hingga Kamis siang, Yusril belum menerima pemberitahun resmi dari Kejaksaan Agung mengenai penghentian penyidikan kasus Sisminbakum.
Ditanya apakah pihaknya akan terus mengajukan perlawanan ke Mahkamah Konstitusi melalui uji materi tentang batas waktu seseorang dinyatakan sebagai tersangka, Yusril belum memutuskan.
Seperti dilansir sejumlah media, Jaksa Agung Basrief Arief, Kamis siang, menyatakan, pihaknya sudah menghentikan penyidikan perkara Sisminbakum.

BBM Bersubsidi Diusulkan 45 Juta Kiloliter

0



Pemerintah mengusulkan asumsi volume bahan bakar minyak bersubsidi dalam Rancangan APBN 2013 berkisar 45 juta kiloliter. Syaratnya, pemerintah tetap melanjutkan implementasi program penghematan BBM bersubsidi dan diperbolehkan menaikkan harga jual BBM bersubsidi.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita H Legowo dalam paparannya pada rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, yang membahas asumsi dasar RAPBN 2013, Kamis (31/5/2012), di Jakarta.
Dalam APBN Perubahan 2012, volume BBM bersubsidi ditetapkan 40 juta kiloliter (kl). Namun, realisasi konsumsi BBM bersubsidi sampai Mei 2012 sudah mencapai 17,52 juta kl atau 43,8 persen dari kuota tahunan. Sementara realisasi konsumsi BBM bersubsidi tahun 2011 sebesar 41,79 juta kl.
Terkait dengan hal itu, pemerintah mengajukan usulan asumsi volume BBM bersubsidi dalam RAPBN 2013 sebesar 45-48 juta kl. Jumlah itu dengan rincian volume Premium dan bioetanol 28,7-30 juta kl, minyak tanah 1,3 juta kl, solar dan biodiesel 15-16,7 juta kl.
Proyeksi volume BBM bersubsidi tahun 2013 diperkirakan 45-48 juta kl, dengan memperhatikan tingkat keberhasilan program penghematan BBM bersubsidi tahun 2012 dan kelanjutannya. Volume BBM bersubsidi tahun 2013 dapat dikendalikan menjadi 45 juta kl jika program penghematan BBM bersubsidi tahun 2012 dan kenaikan harga jual BBM bersubsidi tetap diimplementasikan.
Pemerintah akan melaksanakan program penghematan energi. Salah satu kebijakan yang akan dilakukan adalah pelarangan pemakaian BBM bersubsidi bagi mobil dinas pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD mulai 1 Juni 2012.
Pemerintah juga akan memberlakukan larangan pemakaian BBM bersubsidi bagi mobil industri pertambangan dan perkebunan mulai 1 September 2012.
"Tetapi, apabila program penghematan dan penyesuaian harga BBM tidak dapat dilaksanakan tahun 2013, volume BBM bersubsidi tahun 2013 dapat mencapai 48 juta kl," kata Evita.
Proyeksi itu adalah pertumbuhan dari program penghematan BBM bersubsidi tahun 2012 yang diperkirakan menjadi 44 juta kl dengan pertumbuhan 9 persen.

Rapat Panja Hambalang dan Kemenpora Dibatalkan

0

KOMPAS.com/MARIA NATALIALokasi pembangunan kompleks olahraga, Hambalang di desa Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ini adalah salah satu bangunan untuk asrama putri junior yang masih dalam proses pembangunan.
JAKARTA, KOMPAS.com - Panja Hambalang di Dewan Perwakilan Rakyat membatalkan rapat pembahasan proyek tersebut dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga, di Komisi Olahraga, DPR RI, Jakarta, Rabu (30/5/2012).
Hal ini karena jumlah peserta rapat dari DPR hanya tujuh orang dari jumlah total 26 orang. Tak diketahui alasan ketidakhadiran para anggota dewan tersebut.
"Tanyakanlah sama mereka kenapa tidak hadir. Kan berbeda fraksi. Saya sendiri juga kesal. Harusnya malam ini kita mendapat keterangan dari Kemenpora. Kalau saya sendiri sudah komit dari awal agar panja ini bisa berjalan lancar," kata anggota Panja, Dedi Gumelar di ruang rapat, Rabu malam.
Hadir dalam rapat ini Sesmenpora, Yuli Mumpuni beserta jajarannya, yang hanya tersenyum simpul mendengar rapat dibatalkan. Menurut Dedi, malam ini ia telah mempersiapkan sejumlah pertanyaan mengenai permasalahan di proyek Hambalang. Salah satunya mengenai anggaran tahun jamak (multi years) di proyek senilai Rp 1,175 triliun tersebut.
"Persetujuan itu Menkeu atas dasar permohonan pemerintah kan. Harusnya kelengkapannya ada enggak rekomendasi dari komisi X. Mengapa diberikan persetujuan itu tanpa melalui pembahasan di Komisi X," tuturnya.
Selain itu, kata dia, Panja Hambalang berniat memberikan rekomendasi agar dilakukan studi kelayakan area proyek dari Kementerian PU. Ini dilakukan untuk mengetahui penyebab amblesnya tanah di area proyek seluas 35 hektar tersebut dan kecocokan tanah untuk pembangunan proyek.
"Studi kelayakan penting, karena ada tanahnya yang ambles di sana," kata dia.

Menpora Perlambat Penyelesaian Kasus Proyek Hambalang

0


Anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI, Dedi Gumelar, menganggap Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng tidak menunjukkan partisipasinya dalam menyelesaikan sejumlah masalah di proyek kompleks olahraga di Hambalang.
Hal itu disampaikan Dedi terkait ketidakhadiran Andi dalam rapat Panja Hambalang di Komisi X DPR, Rabu (30/5/2012) malam ini. Andi diwakilkan oleh Sesmenpora Yuli Mumpuni dan Deputi Kemitraan dan Harmonisasi Prasarana Kemenpora, Lalu Wildan, dalam rapat tersebut.
Mantan juru bicara presiden itu tak hadir karena masih berada di Istana Kepresidenan. "Saya sih harapannya hadir ya (Menpora) agar secepatnya menyelesaikan. Dengan tidak hadir ini, mohon maaf ya, menjadikan seolah memperlambat dalam penyelesaian persoalan-persoalan yang harusnya dijelaskan kepada publik. Kita tidak ingin mencari-cari persoalan karena justru Komisi X punya tanggung jawab dalam hal pengawasan dan politik anggaran. Ini harus dipertanggungjawabkan," kata Dedi seusai pengumuman pembatalan rapat Panja Hambalang tersebut.
Sebelumnya, Rabu pagi, Andi juga tidak mengikuti kegiatan kementeriannya, yang mengadakan kunjungan ke area proyek kompleks olahraga di Hambalang, Bogor, bersama wartawan. Ia hanya menyempatkan diri untuk hadir saat jumpa pers sebelum rombongan berangkat. Alasannya sama, ia dijadwalkan menghadiri pertemuan dengan Presiden di Istana Negara.
Rombongan pun hanya berangkat dengan Sesmenpora beserta jajarannya. "Saya tidak tahu juga alasannya kenapa beliau bisa tidak hadir di dua jadwal terkait Hambalang ini," kata Dedi.
Melihat sikap Andi ini, Dedi menyatakan, Presiden harus mempunyai kepekaan untuk menegurnya. Seorang menteri, kata dia, harus serius berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah di kementeriannya. "Menteri bukan anak buahnya DPR. Dia pembantunya presiden. Jadi yang berhak untuk itu adalah presiden. Ini demi kepentingan penyelesaian hukum," ungkapnya.

Perkara Hambalang Tak Menyandera Demokrat!

0


Ketua DPP Partai Demokrat I Gede Pasek Suardika menilai, kasus proyek pusat olahraga di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat, sama sekali tak menyandera Partai Demokrat. Pasalnya, kata Pasek, proyek itu sudah ada sebelum Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden pada 2004 lalu.
Kami tidak merasa tersandera sama Hambalang. Ini kasus lama. Hambalang ini bukan barang baru. Hambalang ada kan sebelum Partai Demokrat ada.
-- I Gede Pasek Suardika
"Kami tidak merasa tersandera sama Hambalang. Ini kasus lama. Hambalang ini bukan barang baru. Hambalang ada kan sebelum Partai Demokrat ada," kata Pasek di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (31/5/2012).
Sebelumnya, politisi Demokrat Ruhut Sitompul menilai, kasus Hambalang dan wisma atlet SEA Games telah menyandera partainya. Untuk itu, Ruhut meminta semua kader Demokrat yang disebut-sebut terlibat agar mundur dari jabatan yang tengah dipegang.
Pasek mengatakan, penetapan lokasi di Hambalang sudah dilakukan sejak masa kepemimpinan Megawati Soekarno Putri. Dua Menteri Pemuda dan Olahraga di masa SBY, yakni Adhayaksa Dault dan Andi Mallarangeng, lanjut dia, hanya melanjutkan proyek.
"Zaman Pak Adhyaksa belum berjalan. Kenapa, karena dananya belum berjalan, sertifikat belum selesai, masalah tanah di situ belum selesai. Zaman Pak Andi ini selesai, otomatis sertifikat selesai," kata Ketua Komisi III DPR itu.
Tak ada perpecahan
Wakil Ketua Umum Demokrat, Max Sopacua, mengatakan tidak ada perpecahan di tubuh Demokrat terkait desakan Ruhut agar kader yang terlibat kasus Hambalang dan wisma atlet mundur. Max menilai, desakan Ruhut itu wajar lantaran merupakan wilayah politik.
"Kita tunggu prosesnya saja, biar berjalan. Ini kan wilayah politik juga, biarlah politik berjalan dulu. Kalau Ruhut wajar saja seperti itu," kata Max.
0

Sukhoi Diberi Waktu Seminggu Urus Asuransi

0

Pihak PT Trimarga Rekatama sebagai perwakilan Sukhoi Company Aircraft di Indonesia memastikan pencairan semua klaim asuransi korban baru dilakukan setelah seluruh proses penanganan kecelakaan selesai.
"Kami (PT Trimarga) diberi waktu seminggu (oleh Airclaim Insurance) untuk mengumpulkan data dan persyaratan yang dibutuhkan," kata Sunaryo, konsultan PT Trimarga Rekatama, dalam konferensi pers di Bandara Halimperdanakusuma, Jakarta, Jumat (18/5/2012).
Ia menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengadakan pertemuan dengan pengacara dari pihak penanggung klaim asuransi, Airclaim Insurance, Singapura. Pihak Trimarga telah melengkapi data yang menunjukkan bahwa kecelakaan benar terjadi.
"Walaupun benar terjadi dan sudah disiarkan dan diberitakan ke mana-mana, kami masih harus menyajikan bukti berupa foto-foto dan rekaman soal kecelakaan," lanjut Sunaryo.
Tugas berikut yang diminta dari Trimarga adalah memfasilitasi pemenuhan data korban dan persyaratan lain dari keluarga korban. Tugas tersebut akan coba diselesaikan dalam sepekan ke depan. "Kami sudah bentuk dua tim, Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Mulai besok, kami akan mulai bekerja, menemui keluarga untuk melengkapi persyaratan yang diminta," lanjut Sunaryo.
Selain bertemu pihak Airclaim, pihaknya sudah bertemu dengan pengacara dari Sukhoi yang telah tiba dari Rusia sekitar pukul 20.00 WIB, Kamis (17/5/2012) malam.
Dengan kedatangan orang kedua dari perusahaan penerbangan Sukhoi, Pinobranov Igor, bersama Direktur Regional Asia Tenggara Alexander Sumakove yang juga menghadiri konferensi pers ini, ia memastikan komitmen pihak Sukhoi untuk memenuhi hak atas klaim asuransi korban sesuai undang-undang di Indonesia.
Pemenuhannya akan menunggu hingga selesainya seluruh proses penanganan kecelakaan Sukhoi Superjet 100. "Pasti, sudah dijamin, karena ini pernyataan resmi Sukhoi Company," ucap Sunaryo.

Tim DVI Tunggu Kerja Basarnas Selesai

0

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polri Komisaris Besar Anton Castilani menyatakan pihaknya belum bisa memastikan target waktu penyelesaian keseluruhan identifikasi korban kecelakaan pesawat Sukhoi Super Jet 100.
Hal ini bergantung pada kerja dari tim Basarnas di Gunung Salak, tempat pesawat buatan Rusia itu jatuh. "Sesuai janji dua minggu tapi sampai saat ini selama ada organ tubuh yang masih dikirimkan pada kami dari Basarnas, kami tidak bisa tutup operasi DVI. Bisa saja masih ada organ tubuh lain yang nantinya diserahkan lagi," ujar Anton dalam jumpa pers di RS Polri, Jakarta Timur, Jumat (18/5/2012).
Sejauh ini tim Basarnas baru memberikan 30 kantong jenazah dan lima kantong berisi properti korban pada tim DVI. Kebanyakan berisi potongan tubuh para korban, baik potongan tubuh besar maupun kecil. Dari 30 kantong, sudah teridentifikasi identitas 15 korban yang didapat melalui data gigi geligi dan DNA.
"Kalau kita percaya benar ada 45 orang sesuai data manifes tapi ternyata baru terangkat 40 artinya masih ada yang perlu dicari. Kami menunggu keyakinan dari Basarnas bahwa seluruh jenazah, sudah didapatkan, kalau memang itu betul 45 orang," jelasnya.
Pesawat Sukhoi Super Jet 100 diperkirakan membawa penumpang sebanyak 45 orang. Kebanyakan dari mereka adalah staf, teknisi maupun pramugari dari perusahaan penerbangan.
Selain itu ada juga sejumlah jurnalis yang meliput kegiatan dengan agenda joyful flight itu. Dengan teridentifikasinya 15 jenazah korban kecelakaan pesawat Sukhoi, berarti tim DVI masih membutuhkan waktu untuk mengidentifikasi 30 jenazah lainnya.

Ahli DNA Rusia Tak Pengaruhi Proses Identifikasi

0

Direktur Eksekutif Diseaster Victim Identification (DVI), Kombes Anton Castilani menegaskan kehadiran profesor ahli DNA (Deoxiribo Nukleid Acid) asal Rusia, Alexandr Ivanov tidak memiliki pengaruh berarti terhadap percepatan identifikasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100.
"Tidak lah, ini kan kolaborasi, kami perlu meyakinkan mereka apa yang kita lakukan disini kita kerjakan sesuai SOP yang berlaku," ujarnya usai konferensi pers di aula RS Polri, Jumat (18/5/2012).
Sebelumnya, kedatangan ahli DNA asal Rusia tersebut merupakan salah satu bentuk nyata pembicaraan kerjasama antara Presiden SBY dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Anton melanjutkan, ahli DNA Rusia tersebut bertugas bersama 12 orang Indonesia di laboratorium DNA Mabes Polri di daerah Cipinang, Jakarta Timur sejak dua hari lalu.
"Mereka punya tugas masing-masing, ada yang bertugas sampling, ekstraksi, dan lain sebagainya, kita berkoordinasi," lanjutnya.
Sementara untuk kepastian masa kerja ahli DNA tersebut, Agus tidak dapat memastikan hal tersebut. "Tergantung mereka, mungkin sampai selesai," lanjutnya.

Keluarga Korban Sukhoi Bawa Data Baru untuk DVI

0

Sejumlah keluarga korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 mendatangi Rumah Sakit Polri R. Said Sukanto Jakarta Timur, Jumat (18/5/2012). Diantaranya keluarga Stephen Kamagi dan keluarga Rossy Witham.
Kedua keluarga ini datang setelah dipanggil oleh tim Disaster Victim Identification (DVI). Stephen adalah staf dari Indo Asia sedangkan Rossy bekerja pada Sky Aviation.
"Kami disuruh melengkapi data tambahan. Ada kartu identitas dan sidik jari dari jenazahnya," kata kakak Rossy, Merry Witham, usai menemui tim DVI.
Sementara istri Stephen, Ana Kamagi yang datang bersama ketiga anaknya mengaku ia hanya memenuhi panggilan. Kemungkinan ada data suaminya yang kurang lengkap. "Tadi kami dihubungi sekitar pukul 10.00 WIB, disuruh datang tapi belum tahu untuk apa," kata Ana di RS Sukanto Polri.
Ana mengaku masih menunggu perkembangan nasib suaminya, Steven Kamagi. Ayah tiga anak itu ikut dalam penerbangan Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Cidahu, Jawa Barat.
Menurut Ana, saat menonton tayangan televisi, ia sempat melihat sepintas baju kemeja hijau yang diduga milik suaminya di sekitar lokasi jatuhnya Sukhoi. Namun, ia belum mengetahui apakah benar kemeja itu sebagai penanda jenazah suaminya telah ditemukan. Sedangkan untuk ciri-ciri yang melekat di tubuh, Ana mengatakan di lengan kanan suaminya terdapat tato dengan bahasa Mandarin.
"Kalau data lainnya kita telah lengkap, seperti sidik jari dari ijazah, KTP dan hasil rontgen lambung. Soal tatonya sudah saya sampaikan pada tim DVI," tuturnya. Usai pertemuannya dengan DVI, Ana enggan mengungkapkan isi pembicaraannya dengan tim itu.

Tim Forensik Minta Basarnas Cari Jasad Tertinggal di tempat

0

 
Proses identifikasi korban pesawat Sukhoi Superjet 100 oleh tim forensik gabungan dari DVI dan Inafis Polri yang telah memasuki hari kesembilan masih akan terus dilakukan berkoordinasi dengan pihak Basarnas. Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif DVI Komisaris Besar Anton Castilani seusai konferensi pers di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (18/5/2012).
"Kita berkoordinasi (dengan Basarnas), tapi mereka tidak bisa menjamin apa yang kita minta," ujarnya.
Pernyataan tersebut terkait dengan hasil pengangkatan jenazah dan puing bahwa kebanyakan dari mereka (tim) membawa jasad tidak utuh dari titik jatuhnya pesawat ke Jakarta. Hal itulah yang menjadi salah satu kesulitan dalam proses identifikasi.
Sebelumnya, Anton pernah mengungkapkan bahwa akan meminta Basarnas untuk melakukan pencarian. "Kalau masih banyak bagian tubuh yang kita perkirakan dari post mortem yang perlu dilengkapi, yang mungkin masih ada di TKP, maka kami akan menyampaikan ke Basarnas untuk melakukan pencarian ulang," lanjutnya.
Namun, Anton tak memaksa pihak Basarnas untuk tetap melakukan penyapuan mengingat kondisi alam dan cuaca yang sulit. "Kami serahkan ke Basarnas," lanjutnya.
Hingga kini, tim telah berhasil mengidentifikasi 15 jasad yang terdiri dari 13 warga negara Indonesia, 2 warga negara asing; dengan 10 jasad berjenis kelamin laki-laki, dan 5 perempuan.

Jasad Korban Sukhoi superjet 100 Ditangani Sesuai Agama

0

Direktur Eksekutif Diseaster Victim Identification (DVI), Anton Castilani, mengungkapkan bahwa seluruh jasad korban pesawat Sukhoi Superjet 100 yang sudah teridentifikasi akan ditangani sesuai dengan agama masing-masing.
"Jadi kami sudah punya data dari korban maupun keluarga temasuk agama. Jadi untuk perawatan jenazah disesuaikan agama masing-masing," ujar Anton saat jumpa pers di RS Polri, Bhayangkara, Kramat Jati, Jaktim, Jumat (18/5/2012).
Pernyataan tersebut diungkapkan pria berpangkat Komisaris Besar tersebut setelah ada salah satu keluarga yang menanyakan, bagaimana kondisi jenazah saat dikembalikan kepada keluarga nantinya. "Yang muslim sudah dimandikan dan dikafani sesuai dengan agama Islam," lanjutnya.
Sebelumnya tim forensik gabungan tersebut telah berhasil mengidentifikasi sebanyak 15 jasad korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Rabu lalu. Dari 15 jasad, 13 warga negara Indonesia, 2 orang warga negara asing dan 10 berjenis kelamin laki-laki, 5 orang perempuan.

Ada Parasut, tapi dari Bagasi

0

Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi membenarkan informasi ditemukannya parasut dari puing-puing pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak.
Meski demikian, ia membantah jika parasut itu ada kaitan dengan upaya penyelamatan kru pesawat.
"Kabar soal parasut yang berkembang akhir-akhir ini memang benar, ditemukan parasut di lokasi operasi," kata Tatang dalam konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (18/5/2012).
Namun, ia menegaskan bahwa parasut tersebut tidak ada kaitan dengan upaya penyelamatan diri pihak tertentu. Parasut yang ditemukan adalah bagian dari peralatan keselamatan yang disimpan di bagasi pesawat.
"Karena itu, kami harapkan tidak ada lagi rumor miring seputar penemuan parasut. Itu parasut untuk survival kit yang disimpan di bagasi," papar purnawirawan Marsekal Madya TNI AU ini.
Sejumlah perangkat keselamatan memang disiapkan pesawat SSJ-100 untuk kepentingan penyelamatan di berbagai lokasi, darat, laut, maupun kutub. Tentunya perangkat-perangkat tersebut disediakan untuk mengantisipasi kondisi darurat yang bisa disiapkan.
Hal berbeda terjadi dengan kecelakaan di Gunung Salak yang diduga terjadi karena pesawat secara tiba-tiba menabrak tebing gunung.
Selain KNKT, Tim Badan SAR Nasional pun mengumumkan penghentian operasi pencarian korban mulai sore ini. Selain karena batas waktu tujuh hari operasi telah lewat, tim pun sudah tidak lagi menemukan tanda-tanda adanya korban di sekitar lokasi jatuhnya pesawat.

Pencarian FDR Dibantu Tim Potensi SAR

0

 
Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Daryatmo menjelaskan pencarian sisa-sisa serpihan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak masih berlanjut.
Operasi difokuskan pada pencarian Flight Data Recorder (FDR) atau alat pencatat data penerbangan. "Dalam operasi ini tim (SAR) dibantu beberapa unsur yang dikenal dengan sebutan Potensi SAR," kata Daryatmo saat konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (18/5/2012).
Ia menjelaskan, yang dimaksud dengan istilah Potensi SAR adalah organisasi atau wadah yang memiliki kemampuan khusus untuk membantu operasi tim SAR.
Yang masuk dalam tim potensi SAR kali ini adalah tim Kopassus dan Korem 061 Suryakencana. "Masing-masing 2 satuan setingkat pleton dari Korem Suryakencana dan 2 satuan setingkat pleton dari Kopassus," lanjut Daryatmo.
Dengan demikian jumlah personil operasi dari masing-masing tim mendekati 100 personil. Mereka akan dibantu tim Lanud Atang Sanjaya yang mengoperasikan helikopter ke lokasi musibah.
Daryatmo juga memastikan tim Rusia yang juga masih melanjutkan pencarian FDR dan puing-puing pesawat tidak akan bekerja sendiri. "Mereka di bawah koordinasi kami," tegas Daryatmo.
Ia menampik kemungkinan tim Rusia bekerja terpisah. Alasannya, mereka tidak menguasai medan sekitar Gunung Salak yang berbahaya.
Apalagi, untuk bisa sampai ke lokasi jatuhnya pesawat tim Rusia sudah tampak kesulitan dan membutuhkan bantuan tim Indonesia.
"Medan di sana sangat berat. Untuk turun ke lokasi aja mereka perlu dibantu. Apalagi mereka tidak mengenal medan di sana. Ke mana-mana selalu didampingi pemandu," kata Daryatmo.
Sementara itu, misi pencarian korban telah resmi dihentikan. Dengan demikian, posko Halim Perdanakusuma secara resmi ikut ditutup.

Basarnas Ucapkan Terima Kasih kepada Relawan Sukhoi

0

 
Kepala Badan SAR Nasional mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada sejumlah pihak yang telah terlibat dalam tim evakuasi korban Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor. Selain Tim Basarnas, KNKT, berbagai unsur TNI, tum Rusia, dan pemerintah daerah setempat, berbagai kelompok relawan telah ikut bergabung dalam operasi tersebut.
"Ini operasi SAR bertaraf internasional. Berbagai unsur dan kelompok ikut bergabung dalam operasi ini. Karena itu, saya atas nama Basarnas ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya," kata Marsekal Madya Daryatmo, Kepala Basarnas, dalam Konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jumat (18/5/2012).
Operasi SAR telah berlangsung selama 10 hari, terhitung sejak musibah terjadi pada Rabu, 9 Mei, hingga sore hari ini. Selama operasi berlangsung banyak individu dan kelompok telah bergabung sebagai relawan. Di antaranya, para pemandu hutan setempat, PMI, Pramuka, Wanandri, Federasi Panjat Tebing Seluruh Indonesia, dan sejumlah kelompok pecinta alam.
Tanpa mengecilkan peran relawan lainnya, Daryatmo secara khusus memuji keterlibatan Federasi Panjat Tebing. "Keterlibatan mereka sangat penting. Keahlian mereka sangat membantu kami dalam melakukan operasi di medan yang sangat sulit itu," kata perwira TNI Angkatan Udara itu.
Ia menyebut, kelompok ini tergolong dalam tim potensi SAR, yaitu kelompok atau komunitas yang memiliki kemampuan khusus dalam membantu operasi-operasi pencarian dan penyelamatan.
Operasi pencarian korban secara resmi telah ditutup mengingat tidak ditemukan lagi tanda-tanda adanya korban. Meski demikian, diperkirakan jasad ke-45 korban SSJ 100 belum semuanya ditemukan. Karena itu, Daryarmo selaku koordinator operasi menegaskan, pihaknya akan kembali membuka operasi SAR jika kemudian ditemukan tanda-tanda adanya korban yang belum terevakuasi.
0


suasana ujian nasional
Ki Hadjar Dewantara, selain memperkenalkan metode among (ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani) dalam proses pembelajaran, sangat menekankan pendidikan sebagai jalan untuk memperbaiki nasib rakyat.

Pada Kongres I Taman Siswa di Yogyakarta, 20 Oktober 1923, Ki Hadjar Dewantara menyampaikan dua gagasan pokok sebagai bagian dari tujuh asas Taman Siswa, yaitu pendidikan berasas pada kebudayaan sendiri dan pendidikan yang merakyat.

Pendidikan dan pengajaran, menurut Ki Hadjar Dewantara, harus mengena pada rakyat secara luas dan tidak boleh memisahkan orang-orang terpelajar dari penghidupan rakyat senyatanya. Untuk itu, pendidikan nasional mesti diselenggarakan selaras dengan kodrat bangsa. Hanya dengan cara itu ketertinggalan masyarakat pribumi dapat dihilangkan dan kedamaian dalam kehidupan bersama dapat diwujudkan.

Ki Hadjar Dewantara sangat kecewa menyaksikan sistem pendidikan dan cara pengajaran yang dijalankan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Dalam artikel yang berjudul ”Koerangnja dan Ketjewanja Onderwijs bagi Ra’jat Kita” pada majalah Wasita jilid 1 No 5 edisi Februari 1929, ia mengkritik pelaksanaan pendidikan dan pengajaran pemerintah yang terlampau menekankan aspek keterampilan dan intelektualisme yang berorientasi pada kepentingan Barat.

Pendidikan yang demikian akan menggerus nilai-nilai spiritualitas (budaya) dan tidak akan dapat mengangkat derajat masyarakat pribumi, bahkan semakin menenggelamkannya sebagai budak bangsa lain. Padahal, pendidikan—dalam pandangan Dewantara—seharusnya menjadi upaya pembudayaan serta jalan menuju penghidupan baru yang lebih sejahtera dan mandiri.

Tidak mengenai rakyat

Kini setelah 80-an tahun berlalu, kekecewaan Ki Hadjar Dewantara tidaklah sirna, malah menjalari batin bangsa. Pendidikan dan pengajaran, meskipun dilaksanakan oleh pemerintah kita sendiri, ternyata tidak mampu memperbaiki nasib dan martabat bangsa.

Kenyataannya, kedamaian hidup yang didambakan oleh rakyat berkat kesejahteraan dan perlindungan oleh negara masih jauh panggang dari api. Rakyat mati konyol karena tersiksa sebagai TKI di luar negeri. Geng motor, perampokan di siang bolong, pemerkosaan dalam angkot, gangguan sempadan oleh negara jiran adalah sebagian kecil dari fakta yang menandakan bahwa daya negara dalam memberikan perlindungan terhadap segenap bangsa dan seluruh tumpah darah masih sangat lemah.

Pendidikan dan pengajaran kita, seperti dikhawatirkan oleh Ki Hadjar Dewantara, berjalan tidak berasas pada kebutuhan sendiri sehingga tidak mampu membebaskan diri dari ketergantungannya pada pihak asing. Dewasa ini tujuh dari sembilan bahan pokok serta berbagai sumber daya alam kita diimpor dari dan dikuasai oleh bangsa lain.

Kendati negeri ini disebut agraris—meski dua pertiga wilayahnya berupa laut—dan memiliki sekolah menengah, fakultas/jurusan/program studi, hingga institut teknologi pertanian, pertanian tidak mengalami kemajuan berarti. Perekonomian bangsa Indonesia tidak bersaka guru, baik pada pertanian maupun kelautan (perairan). Sementara 60 persen rakyat masih hidup dari pertanian, yang 80 persen di antaranya miskin.

Kelautan, perikanan, dan studi tentang keduanya baru mendapatkan perhatian pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid. Itu pun setelah ikan, pasir, dan kekayaan perairan kita banyak dijarah.

Sekarang pendidikan pertanian tergolong bidang yang jenuh, kurang diminati karena sulit mendapat pekerjaan. Konon 8 dari 10 lulusan institut pertanian yang terkenal tidak bekerja pada bidang yang bersangkutan. Lebih memprihatinkan lagi, sebagian besar petani menyekolahkan anaknya hingga ke level paling tinggi agar tak menjadi petani seperti orangtuanya. Apakah jadinya kelak negeri ini jika keadaan ini terus berlangsung?

Pendidikan kita sepertinya juga telah gagal membangun budaya bangsa yang merdeka dan berjiwa maju. Pertama, spirit dan pola pikir sebagian besar anak negeri ini masih melanjutkan gaya nenek moyang yang hidup dalam alam yang serba berkecukupan. Sifat serba ingin cepat, mudah, dan santai—meski melanggar aturan—masih menjadi ciri kepribadian bangsa. Kinerja belum menjadi nilai dan budaya yang dianut oleh sebagian besar masyarakat. Sementara itu, tantangan terus berubah, bahkan semakin berat.

Kedua, perilaku irasionalitas masih sangat dominan di tengah masyarakat kita. Alam mitis dan mistis masih bersemayam kuat dan semakin disuburkan melalui berbagai program ”penampakan” televisi. Emosionalisme yang ditandai oleh amuk dan keberingasan, terutama setelah reformasi, semakin menjadi. Kini, bukan hanya pelajar terlibat tawuran, polisi dan TNI juga saling menyerang. Rakyat berdemo, menyabet apa saja; dan anggota DPR pun berkelahi.

Ketiga, alam pikiran bangsa ini belum pulih dari memar keterjajahan sehingga penampilan para pemimpin dan pejabat kita persis perilaku para meneer dan amtenar kolonial: menindas dan korup. Di sisi lain, mentalitas kita menunjukkan sindrom minder yang akut, terutama terhadap Barat, sehingga sering kali mencari berbagai upaya penguatan semu.

Kelas dunia

Di tengah kegalauan bangsa ini, dunia pendidikan kita tiba-tiba seperti mengigau tentang ”kelas dunia” yang tidak jelas maksudnya: world class university ataupun (rintisan) sekolah bertaraf internasional.

Gagasan ”kelas dunia”, disadari ataupun tidak, muncul dari naluri dan kerangka berpikir Darwinisme Sosial yang melihat setiap perkembangan selalu dalam relasi konkurensi yang harus dimenangi.

Kosakata persaingan atau kompetisi kemudian menjadi visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2025. Visi komersial ini menuntun segenap upaya pendidikan kita untuk melihat keluar, mengacu pada dan menggunakan standar-standar (yang dikira) internasional, misalnya negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Orientasi berpikir demikian membuat jalannya pendidikan tidak hanya mengabaikan nilai-nilai dan kebutuhan riil kita atau ”tidak selaras dengan kodrat bangsa” menurut ungkapan Ki Hadjar Dewantara, tetapi juga menjadi diskriminatif. Jika dahulu anak demang, pesirah, serta keluarga bangsawan dan orang kaya yang dapat menikmati pendidikan yang baik, sekarang pun serupa pula adanya.

Ketidakselarasan dengan kodrat bangsa dan diskriminatif telah membuat para tokoh, seperti Willem Iskandar di Tapanuli Selatan, Mohammad Syafei di Sumatera Barat, dan Ki Hadjar Dewantara di Jawa berjuang agar pengajaran dan pendidikan berlangsung sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhan bangsa serta dapat diperoleh rakyat luas. Mereka paham, jika pendidikan yang baik tidak didapatkan oleh sebagian besar rakyat, bangsa ini akan terus melarat.

Pendidikan yang Merakyat

0



suasana ujian nasional
Ki Hadjar Dewantara, selain memperkenalkan metode among (ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani) dalam proses pembelajaran, sangat menekankan pendidikan sebagai jalan untuk memperbaiki nasib rakyat.

Pada Kongres I Taman Siswa di Yogyakarta, 20 Oktober 1923, Ki Hadjar Dewantara menyampaikan dua gagasan pokok sebagai bagian dari tujuh asas Taman Siswa, yaitu pendidikan berasas pada kebudayaan sendiri dan pendidikan yang merakyat.

Pendidikan dan pengajaran, menurut Ki Hadjar Dewantara, harus mengena pada rakyat secara luas dan tidak boleh memisahkan orang-orang terpelajar dari penghidupan rakyat senyatanya. Untuk itu, pendidikan nasional mesti diselenggarakan selaras dengan kodrat bangsa. Hanya dengan cara itu ketertinggalan masyarakat pribumi dapat dihilangkan dan kedamaian dalam kehidupan bersama dapat diwujudkan.

Ki Hadjar Dewantara sangat kecewa menyaksikan sistem pendidikan dan cara pengajaran yang dijalankan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Dalam artikel yang berjudul ”Koerangnja dan Ketjewanja Onderwijs bagi Ra’jat Kita” pada majalah Wasita jilid 1 No 5 edisi Februari 1929, ia mengkritik pelaksanaan pendidikan dan pengajaran pemerintah yang terlampau menekankan aspek keterampilan dan intelektualisme yang berorientasi pada kepentingan Barat.

Pendidikan yang demikian akan menggerus nilai-nilai spiritualitas (budaya) dan tidak akan dapat mengangkat derajat masyarakat pribumi, bahkan semakin menenggelamkannya sebagai budak bangsa lain. Padahal, pendidikan—dalam pandangan Dewantara—seharusnya menjadi upaya pembudayaan serta jalan menuju penghidupan baru yang lebih sejahtera dan mandiri.

Tidak mengenai rakyat

Kini setelah 80-an tahun berlalu, kekecewaan Ki Hadjar Dewantara tidaklah sirna, malah menjalari batin bangsa. Pendidikan dan pengajaran, meskipun dilaksanakan oleh pemerintah kita sendiri, ternyata tidak mampu memperbaiki nasib dan martabat bangsa.

Kenyataannya, kedamaian hidup yang didambakan oleh rakyat berkat kesejahteraan dan perlindungan oleh negara masih jauh panggang dari api. Rakyat mati konyol karena tersiksa sebagai TKI di luar negeri. Geng motor, perampokan di siang bolong, pemerkosaan dalam angkot, gangguan sempadan oleh negara jiran adalah sebagian kecil dari fakta yang menandakan bahwa daya negara dalam memberikan perlindungan terhadap segenap bangsa dan seluruh tumpah darah masih sangat lemah.

Pendidikan dan pengajaran kita, seperti dikhawatirkan oleh Ki Hadjar Dewantara, berjalan tidak berasas pada kebutuhan sendiri sehingga tidak mampu membebaskan diri dari ketergantungannya pada pihak asing. Dewasa ini tujuh dari sembilan bahan pokok serta berbagai sumber daya alam kita diimpor dari dan dikuasai oleh bangsa lain.

Kendati negeri ini disebut agraris—meski dua pertiga wilayahnya berupa laut—dan memiliki sekolah menengah, fakultas/jurusan/program studi, hingga institut teknologi pertanian, pertanian tidak mengalami kemajuan berarti. Perekonomian bangsa Indonesia tidak bersaka guru, baik pada pertanian maupun kelautan (perairan). Sementara 60 persen rakyat masih hidup dari pertanian, yang 80 persen di antaranya miskin.

Kelautan, perikanan, dan studi tentang keduanya baru mendapatkan perhatian pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid. Itu pun setelah ikan, pasir, dan kekayaan perairan kita banyak dijarah.

Sekarang pendidikan pertanian tergolong bidang yang jenuh, kurang diminati karena sulit mendapat pekerjaan. Konon 8 dari 10 lulusan institut pertanian yang terkenal tidak bekerja pada bidang yang bersangkutan. Lebih memprihatinkan lagi, sebagian besar petani menyekolahkan anaknya hingga ke level paling tinggi agar tak menjadi petani seperti orangtuanya. Apakah jadinya kelak negeri ini jika keadaan ini terus berlangsung?

Pendidikan kita sepertinya juga telah gagal membangun budaya bangsa yang merdeka dan berjiwa maju. Pertama, spirit dan pola pikir sebagian besar anak negeri ini masih melanjutkan gaya nenek moyang yang hidup dalam alam yang serba berkecukupan. Sifat serba ingin cepat, mudah, dan santai—meski melanggar aturan—masih menjadi ciri kepribadian bangsa. Kinerja belum menjadi nilai dan budaya yang dianut oleh sebagian besar masyarakat. Sementara itu, tantangan terus berubah, bahkan semakin berat.

Kedua, perilaku irasionalitas masih sangat dominan di tengah masyarakat kita. Alam mitis dan mistis masih bersemayam kuat dan semakin disuburkan melalui berbagai program ”penampakan” televisi. Emosionalisme yang ditandai oleh amuk dan keberingasan, terutama setelah reformasi, semakin menjadi. Kini, bukan hanya pelajar terlibat tawuran, polisi dan TNI juga saling menyerang. Rakyat berdemo, menyabet apa saja; dan anggota DPR pun berkelahi.

Ketiga, alam pikiran bangsa ini belum pulih dari memar keterjajahan sehingga penampilan para pemimpin dan pejabat kita persis perilaku para meneer dan amtenar kolonial: menindas dan korup. Di sisi lain, mentalitas kita menunjukkan sindrom minder yang akut, terutama terhadap Barat, sehingga sering kali mencari berbagai upaya penguatan semu.

Kelas dunia

Di tengah kegalauan bangsa ini, dunia pendidikan kita tiba-tiba seperti mengigau tentang ”kelas dunia” yang tidak jelas maksudnya: world class university ataupun (rintisan) sekolah bertaraf internasional.

Gagasan ”kelas dunia”, disadari ataupun tidak, muncul dari naluri dan kerangka berpikir Darwinisme Sosial yang melihat setiap perkembangan selalu dalam relasi konkurensi yang harus dimenangi.

Kosakata persaingan atau kompetisi kemudian menjadi visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2025. Visi komersial ini menuntun segenap upaya pendidikan kita untuk melihat keluar, mengacu pada dan menggunakan standar-standar (yang dikira) internasional, misalnya negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Orientasi berpikir demikian membuat jalannya pendidikan tidak hanya mengabaikan nilai-nilai dan kebutuhan riil kita atau ”tidak selaras dengan kodrat bangsa” menurut ungkapan Ki Hadjar Dewantara, tetapi juga menjadi diskriminatif. Jika dahulu anak demang, pesirah, serta keluarga bangsawan dan orang kaya yang dapat menikmati pendidikan yang baik, sekarang pun serupa pula adanya.

Ketidakselarasan dengan kodrat bangsa dan diskriminatif telah membuat para tokoh, seperti Willem Iskandar di Tapanuli Selatan, Mohammad Syafei di Sumatera Barat, dan Ki Hadjar Dewantara di Jawa berjuang agar pengajaran dan pendidikan berlangsung sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhan bangsa serta dapat diperoleh rakyat luas. Mereka paham, jika pendidikan yang baik tidak didapatkan oleh sebagian besar rakyat, bangsa ini akan terus melarat.

Pages - Menu