0
kemarin saya tersentak saat membaca beragam liputan media internasional tentang dibukanya toko seks Islami online yang pertama di dunia. Tak percaya? Saya pun demikian. Tapi setelah membacanya sendiri DI SINI, DI SINI, dan DI SINI, saya langsung tersentak. Wow..!!!
Nama toko seks online tersebut adalah El Asira yang beralamat elasira.com Dalam bahasa Arab, El Asira bermakna masyarakat. Toko online tersebut bermarkas di Belanda dan dimiliki oleh seorang Muslim keturunan Maroko bernama Abdelaziz Aouragh. Menurutnya, toko ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan birahi yang tidak bertentangan dengan hukum syariah. Ia memastikan, semua peralatan seks yang dijualnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Ia juga memastikan bahwa El Asira adalah toko seks online pertama yang sesuai dengan syariah Islami.
Setelah hanya dalam tempo sepekan, animo publik luar biasa. Pengunjung membeludak. Pesanan membanjir. Abdelaziz kewalahan memenuhi semua pesanan tersebut. "Kami memiliki sekitar 70.000 hit dalam empat hari pertama," ungkap Abdelaziz Aouragh, pendiri El Asira. Pria warga negara Belanda berusia 29 tahun itu menjelaskan bahwa tokonya menargetkan pasangan Muslim yang telah menikah. Situs ini sebagai sebuah alternatif bagi situs-situs lainnya yang hanya fokus pada pornografi dan erotisme, serta vulgar karena dipenuhi gambar-gambar telanjang. Di situs El Asira, Anda tidak akan menemukan gambar-gambar telanjang tersebut.
“Kami memilih pendekatan yang terhormat,” kata Aouragh. Ulama muslim seperti Imam Abdul Jabbar tidak melihat ada pelanggaran dalam situs milik Aouragh. “Sepanjang dia tidak menjual mainan seks atau benda-benda semacam itu, tidak masalah,” kata Jabbar. “Nabi Muhammad memberikan banyak nasehat mengenai seks dalam pernikahan dan tidak perlu malu,” kata ulama asal Belanda tersebut.
Barang Yang Dijual
Nah, apa sajakah yang dijual di sini? El Asira –yang situsnya memakai bahasa Belanda, Arab, dan Inggris ini--, menawarkan banyak barang. Di antaranya adalah selusin jenis produk, mulai dari minyak untuk pijat, pelumas, dan pil yang diklaim berfungsi sebagai afrodisiak dan menstimulasi rangasangan seksual. Aouragh menjamin, seluruh barang yang dijual di situs ini dijamin halal dan dipastikan tidak ada embel-embel yang berbau pornografi.
Halal? Aouragh menjamin semua produk yang dijualnya halal. Dalam satu situs berita online, ia mengaku telah menghubungi sejumlah ulama di Belanda, serta telah pula berkonsultasi dengan sejumlah syeikh Arab Saudi, yang juga telah memberikan fatwa halal, sepanjang produk seks tersebut digunakan dalam konteks perkawinan. Keluarnya fatwa tersebut kian menguatkan tekad Aouragh untuk memasarkan produk seks tersebut. “Saya yakin, mereka yang beragama Islam akan menerima produk ini,” katanya.
Hal yang mencengangkan karena Aouragh tidak cuma bermaksud memberikan pelayanan kepada komunitas Muslim. Ia juga hendak mengubah pandangan para Non Muslim terhadap orang Muslim. “Gambaran tentang perempuan Muslim yang hanya tinggal di dapur, pasrah, dan memakai burkah, tidak selalu benar. Dalam Islam ada cinta dan kasih. Islam sangat menghargai perempuan. Toko kami menempatkan perempuan sebagai titik pusat yang memiliki kebebasan,” katanya.
Kontroversi atas dibukanya toko ini merebak sejak pertama kali dibuka. Banyak perempuan Islam yang justru mencibir dan tidak menganggap dibukanya toko ini sebagai hal yang urgen. Banyak pula yang mengeluarkan sejumlah pandangan dan menukil hadis atau ayat yang berbeda dengan pendapat Aouragh. Kontroversi itu terus berlanjut, hingga situs ini ditutup untuk sementara.
Bagi saya sendiri, dibukanya toko online seks Islami ini adalah fenomena yang amat menarik untuk dikaji. Ilmgirl, seorang antropolog dan peneliti Islam yang menetap di Qatar, melihat fenomena ini dalam beberapa sisi. Pertama, ini menunjukkan keragaman pandangan religius dalam Islam. Pandangan tentang apakah sex toy itu halal atau tidak, menunjukkan keragaman perspektif serta dialektika yang terjadi di ranah pemikiran Islam. Islam bukanlah sesuatu yang monolitik, namun beragam interpretasi. Kedua, fenomena ini adalah tantangan bagi para ulama kita untuk menggali kembali teks-teks suci agama demi memberikan fatwa yang tegas terhadap fenomena ini. Tantangan di abad modern jelas tidaklah sama dan jauh lebih kompleks jika dibandingkan dengan abad pertengahan.
Ketiga, sedang terjadi tarik-menarik yang kuat antara dunia Islam dan dunia barat. Tradisi toko seks online adalah tradisi yang datang dari barat, yang kemudian dikontekstualisasi atau diberi nuansa Islami oleh Abdelaziz Aouragh. Mungkin saja kita mengatakan bahwa ini simbol tunduknya Islam pada penetrasi kebudayaan Eropa. Namun, di satu sisi, bukankah seks adalah sebuah fitrah biologis yang inheren pada setiap manusia? Bukankah semua orang berhak untuk menggapai kenikmatan puncak dalam seks bersama pasangan resminya?
Nama toko seks online tersebut adalah El Asira yang beralamat elasira.com Dalam bahasa Arab, El Asira bermakna masyarakat. Toko online tersebut bermarkas di Belanda dan dimiliki oleh seorang Muslim keturunan Maroko bernama Abdelaziz Aouragh. Menurutnya, toko ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan birahi yang tidak bertentangan dengan hukum syariah. Ia memastikan, semua peralatan seks yang dijualnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Ia juga memastikan bahwa El Asira adalah toko seks online pertama yang sesuai dengan syariah Islami.
Setelah hanya dalam tempo sepekan, animo publik luar biasa. Pengunjung membeludak. Pesanan membanjir. Abdelaziz kewalahan memenuhi semua pesanan tersebut. "Kami memiliki sekitar 70.000 hit dalam empat hari pertama," ungkap Abdelaziz Aouragh, pendiri El Asira. Pria warga negara Belanda berusia 29 tahun itu menjelaskan bahwa tokonya menargetkan pasangan Muslim yang telah menikah. Situs ini sebagai sebuah alternatif bagi situs-situs lainnya yang hanya fokus pada pornografi dan erotisme, serta vulgar karena dipenuhi gambar-gambar telanjang. Di situs El Asira, Anda tidak akan menemukan gambar-gambar telanjang tersebut.
“Kami memilih pendekatan yang terhormat,” kata Aouragh. Ulama muslim seperti Imam Abdul Jabbar tidak melihat ada pelanggaran dalam situs milik Aouragh. “Sepanjang dia tidak menjual mainan seks atau benda-benda semacam itu, tidak masalah,” kata Jabbar. “Nabi Muhammad memberikan banyak nasehat mengenai seks dalam pernikahan dan tidak perlu malu,” kata ulama asal Belanda tersebut.
Barang Yang Dijual
Nah, apa sajakah yang dijual di sini? El Asira –yang situsnya memakai bahasa Belanda, Arab, dan Inggris ini--, menawarkan banyak barang. Di antaranya adalah selusin jenis produk, mulai dari minyak untuk pijat, pelumas, dan pil yang diklaim berfungsi sebagai afrodisiak dan menstimulasi rangasangan seksual. Aouragh menjamin, seluruh barang yang dijual di situs ini dijamin halal dan dipastikan tidak ada embel-embel yang berbau pornografi.
Halal? Aouragh menjamin semua produk yang dijualnya halal. Dalam satu situs berita online, ia mengaku telah menghubungi sejumlah ulama di Belanda, serta telah pula berkonsultasi dengan sejumlah syeikh Arab Saudi, yang juga telah memberikan fatwa halal, sepanjang produk seks tersebut digunakan dalam konteks perkawinan. Keluarnya fatwa tersebut kian menguatkan tekad Aouragh untuk memasarkan produk seks tersebut. “Saya yakin, mereka yang beragama Islam akan menerima produk ini,” katanya.
Hal yang mencengangkan karena Aouragh tidak cuma bermaksud memberikan pelayanan kepada komunitas Muslim. Ia juga hendak mengubah pandangan para Non Muslim terhadap orang Muslim. “Gambaran tentang perempuan Muslim yang hanya tinggal di dapur, pasrah, dan memakai burkah, tidak selalu benar. Dalam Islam ada cinta dan kasih. Islam sangat menghargai perempuan. Toko kami menempatkan perempuan sebagai titik pusat yang memiliki kebebasan,” katanya.
Kontroversi atas dibukanya toko ini merebak sejak pertama kali dibuka. Banyak perempuan Islam yang justru mencibir dan tidak menganggap dibukanya toko ini sebagai hal yang urgen. Banyak pula yang mengeluarkan sejumlah pandangan dan menukil hadis atau ayat yang berbeda dengan pendapat Aouragh. Kontroversi itu terus berlanjut, hingga situs ini ditutup untuk sementara.
Bagi saya sendiri, dibukanya toko online seks Islami ini adalah fenomena yang amat menarik untuk dikaji. Ilmgirl, seorang antropolog dan peneliti Islam yang menetap di Qatar, melihat fenomena ini dalam beberapa sisi. Pertama, ini menunjukkan keragaman pandangan religius dalam Islam. Pandangan tentang apakah sex toy itu halal atau tidak, menunjukkan keragaman perspektif serta dialektika yang terjadi di ranah pemikiran Islam. Islam bukanlah sesuatu yang monolitik, namun beragam interpretasi. Kedua, fenomena ini adalah tantangan bagi para ulama kita untuk menggali kembali teks-teks suci agama demi memberikan fatwa yang tegas terhadap fenomena ini. Tantangan di abad modern jelas tidaklah sama dan jauh lebih kompleks jika dibandingkan dengan abad pertengahan.
Ketiga, sedang terjadi tarik-menarik yang kuat antara dunia Islam dan dunia barat. Tradisi toko seks online adalah tradisi yang datang dari barat, yang kemudian dikontekstualisasi atau diberi nuansa Islami oleh Abdelaziz Aouragh. Mungkin saja kita mengatakan bahwa ini simbol tunduknya Islam pada penetrasi kebudayaan Eropa. Namun, di satu sisi, bukankah seks adalah sebuah fitrah biologis yang inheren pada setiap manusia? Bukankah semua orang berhak untuk menggapai kenikmatan puncak dalam seks bersama pasangan resminya?
0Awesome Comments!