0
Niat baik selalu dibarengi dengan jalan keluar, apalagi di bulan Ramadan seperti sekarang. Itu dirasakan oleh sejumlah orang yang tergabung dalam panitia rencana pembangunan Masjid Nurussalam di Jalan Bogorami Makam, Surabaya Utara, Jawa Timur.
Jumat, 5 Agustus 2011 malam, ketua panitia pembangunan Masjid Nurussalam, Antok Koesharijanto, tiba-tiba kedatangan seorang lelaki yang menolak menyebut jati dirinya. Kepada panitia, lelaki misterius itu memberikan Al Qur'an yang disebutnya bisa membantu mewujudkan pembangunan masjid, Uniknya, kitab suci itu terbuat dari daun lontar.
Kata Antok, kejadian tak biasa itu tidak disangka-sangka. "Dan, itu terjadi hari Jum'at kemarin," kata Antok mengawali ceritanya kepada VIVAnews.com ditemui usai salat tarawih, Minggu malam, 7 Agustus 2011.
Jauh sebelum kejadian aneh itu, cerita Antok, warga yang bermimpi mendirikan masjid di kampung mereka sepakat menggalang dana untuk membebaskan lahan, lalu membangun masjid di atasnya. Urusan lahan sudah beres, namun dana untuk membangun masjid tak ada.
Pria misterius itu seperti membuka jalan. Antok masih mengingat dengan jelas pertemuan pertamanya dengan sosok tersebut. Ia datang malam hari dan hanya menyebut dirinya hamba Allah.
"Dia menemui kami sambil memberikan kitab suci Al Qur'an yang tertulis di daun lontar. Sosok tersebut mengatakan ‘Ini mudah-mudahan
bisa membantu mempermudah mewujudkan pembangunan masjid,” terang Antok yang diamini sejumlah panitia lainnya.
Kitab kuno yang diperkirakan dibuat pada tahun 1400 M, di masa Majapahit. Oleh panitia, kitab tersebut ditaruh di lokasi bakal didirikannya masjid di perkampungan padat itu.
Sejak itu, cerita dari mulut ke mulut terus merembet. Keberadaan kitab 'tiban' itu mengundang perhatian dan kedatangan banyak orang. Seiring dengan itu, sumbanganpun mulai mengalir, meski belum mencukupi untuk kebutuhan alokasi anggaran. Dan, panitia pun terus berharap ada donatur yang mau membantu mewujudkan pembangunan rumah ibadah di kawasan itu.
“Melalui sampeyan semua, kami berharap banyak donator yang terketuk menyumbang untuk mewujudkan pembangunan masjid di tempat ini,” harap panitia.
Sementara, dirunut dari mana dan siapa yang memberi kitab tersebut panita tidak menyebutkan. “Maaf, itu pesan yang memberi kitab unik ini, jadi saya tidak bisa menceritakan siapa jati dirinya,” urai Antok.
Terlepas dari semua penafsiran, keberadaan kitab kuno itu kini bertengger di lemari kaca di lokasi pembangunan masjid. Al Qur'an kuno itu berukuran memiliki tinggi 50 cm, lebar 40 cm dan tebalnya sekitar 10 cm dengan goresan tinta hitam terukir di tiap daun. Lontar yang memilik lebar 2 cm terangkai rapi oleh benang senar. Sampulnya dari kulit kerbau landu atau kerbau kawin silang.
Saat diberikan ke panitia, kitab terbungkus kain menyerupai sajadah berwarna perak, yang konon tahan api. “Kain pembungkusnya tidak mempan dibakar, itu sudah kami buktikan,” sahut anggota panitia lainnya. (Laporan: Tudji Martudji, Surabaya)
Jumat, 5 Agustus 2011 malam, ketua panitia pembangunan Masjid Nurussalam, Antok Koesharijanto, tiba-tiba kedatangan seorang lelaki yang menolak menyebut jati dirinya. Kepada panitia, lelaki misterius itu memberikan Al Qur'an yang disebutnya bisa membantu mewujudkan pembangunan masjid, Uniknya, kitab suci itu terbuat dari daun lontar.
Kata Antok, kejadian tak biasa itu tidak disangka-sangka. "Dan, itu terjadi hari Jum'at kemarin," kata Antok mengawali ceritanya kepada VIVAnews.com ditemui usai salat tarawih, Minggu malam, 7 Agustus 2011.
Jauh sebelum kejadian aneh itu, cerita Antok, warga yang bermimpi mendirikan masjid di kampung mereka sepakat menggalang dana untuk membebaskan lahan, lalu membangun masjid di atasnya. Urusan lahan sudah beres, namun dana untuk membangun masjid tak ada.
Pria misterius itu seperti membuka jalan. Antok masih mengingat dengan jelas pertemuan pertamanya dengan sosok tersebut. Ia datang malam hari dan hanya menyebut dirinya hamba Allah.
"Dia menemui kami sambil memberikan kitab suci Al Qur'an yang tertulis di daun lontar. Sosok tersebut mengatakan ‘Ini mudah-mudahan
bisa membantu mempermudah mewujudkan pembangunan masjid,” terang Antok yang diamini sejumlah panitia lainnya.
Kitab kuno yang diperkirakan dibuat pada tahun 1400 M, di masa Majapahit. Oleh panitia, kitab tersebut ditaruh di lokasi bakal didirikannya masjid di perkampungan padat itu.
Sejak itu, cerita dari mulut ke mulut terus merembet. Keberadaan kitab 'tiban' itu mengundang perhatian dan kedatangan banyak orang. Seiring dengan itu, sumbanganpun mulai mengalir, meski belum mencukupi untuk kebutuhan alokasi anggaran. Dan, panitia pun terus berharap ada donatur yang mau membantu mewujudkan pembangunan rumah ibadah di kawasan itu.
“Melalui sampeyan semua, kami berharap banyak donator yang terketuk menyumbang untuk mewujudkan pembangunan masjid di tempat ini,” harap panitia.
Sementara, dirunut dari mana dan siapa yang memberi kitab tersebut panita tidak menyebutkan. “Maaf, itu pesan yang memberi kitab unik ini, jadi saya tidak bisa menceritakan siapa jati dirinya,” urai Antok.
Terlepas dari semua penafsiran, keberadaan kitab kuno itu kini bertengger di lemari kaca di lokasi pembangunan masjid. Al Qur'an kuno itu berukuran memiliki tinggi 50 cm, lebar 40 cm dan tebalnya sekitar 10 cm dengan goresan tinta hitam terukir di tiap daun. Lontar yang memilik lebar 2 cm terangkai rapi oleh benang senar. Sampulnya dari kulit kerbau landu atau kerbau kawin silang.
Saat diberikan ke panitia, kitab terbungkus kain menyerupai sajadah berwarna perak, yang konon tahan api. “Kain pembungkusnya tidak mempan dibakar, itu sudah kami buktikan,” sahut anggota panitia lainnya. (Laporan: Tudji Martudji, Surabaya)
0Awesome Comments!