0
Mahmoud Ahmadinejad (AFP)
Teheran, Pemerintah Iran bertekad akan terus menjalankan program nuklirnya meski adanya sanksi-sanksi internasional. Meski diakui Iran, sanksi-sanksi itu telah menimbulkan masalah-masalah kecil bagi negara itu.
"Sanksi-sanksi mungkin telah menimbulkan masalah-masalah kecil bagi kami namun kami akan meneruskan arah kami," tegas Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Ali Akbar Salehi dalam wawancara dengan kantor berita resmi Iran, IRNA dan dilansir AFP, Senin (2/1/2012).
"Kami tidak merendahkan musuh mana pun, bagaimana pun kecil dan rendahnya mereka. Pejabat-pejabat rezim -- pemimpin tertinggi, presiden, militer, Garda Revolusioner dan Basij (milisi) -- waspada sepenuhnya. Negara siap membela pencapaian Iran Islam," ujar Salehi.
Pernyataan ini disampaikan Iran setelah sebelumnya Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton mengatakan pada Sabtu (31/3) bahwa pembicaraan nuklir antara Iran dan negara-negara besar akan berlangsung pada 13 dan 14 April di Istanbul, Turki.
Baik Hillary maupun Presiden AS Barack Obama terang-terangan menyatakan bahwa jendela diplomasi dalam konflik program nuklir Iran mulai tertutup. Israel dan AS telah mengancam akan melancarkan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran jika diplomasi dan sanksi-sanksi gagal menghentikan ambisi nuklir negara tersebut.
Pemerintah Iran berulang kali menegaskan bahwa program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai, yakni sebagai pembangkit energi. Namun Israel dan negara-negara Barat mencurigai Iran diam-diam berupaya mengembangkan senjata atom lewat program nuklir tersebut.
"Sanksi-sanksi mungkin telah menimbulkan masalah-masalah kecil bagi kami namun kami akan meneruskan arah kami," tegas Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Ali Akbar Salehi dalam wawancara dengan kantor berita resmi Iran, IRNA dan dilansir AFP, Senin (2/1/2012).
"Kami tidak merendahkan musuh mana pun, bagaimana pun kecil dan rendahnya mereka. Pejabat-pejabat rezim -- pemimpin tertinggi, presiden, militer, Garda Revolusioner dan Basij (milisi) -- waspada sepenuhnya. Negara siap membela pencapaian Iran Islam," ujar Salehi.
Pernyataan ini disampaikan Iran setelah sebelumnya Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton mengatakan pada Sabtu (31/3) bahwa pembicaraan nuklir antara Iran dan negara-negara besar akan berlangsung pada 13 dan 14 April di Istanbul, Turki.
Baik Hillary maupun Presiden AS Barack Obama terang-terangan menyatakan bahwa jendela diplomasi dalam konflik program nuklir Iran mulai tertutup. Israel dan AS telah mengancam akan melancarkan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran jika diplomasi dan sanksi-sanksi gagal menghentikan ambisi nuklir negara tersebut.
Pemerintah Iran berulang kali menegaskan bahwa program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai, yakni sebagai pembangkit energi. Namun Israel dan negara-negara Barat mencurigai Iran diam-diam berupaya mengembangkan senjata atom lewat program nuklir tersebut.
0Awesome Comments!