0
Pemerintah mengusulkan asumsi volume bahan bakar minyak bersubsidi dalam
Rancangan APBN 2013 berkisar 45 juta kiloliter. Syaratnya, pemerintah
tetap melanjutkan implementasi program penghematan BBM bersubsidi dan
diperbolehkan menaikkan harga jual BBM bersubsidi.
Dalam APBN Perubahan 2012, volume BBM bersubsidi ditetapkan 40 juta kiloliter (kl). Namun, realisasi konsumsi BBM bersubsidi sampai Mei 2012 sudah mencapai 17,52 juta kl atau 43,8 persen dari kuota tahunan. Sementara realisasi konsumsi BBM bersubsidi tahun 2011 sebesar 41,79 juta kl.
Terkait dengan hal itu, pemerintah mengajukan usulan asumsi volume BBM bersubsidi dalam RAPBN 2013 sebesar 45-48 juta kl. Jumlah itu dengan rincian volume Premium dan bioetanol 28,7-30 juta kl, minyak tanah 1,3 juta kl, solar dan biodiesel 15-16,7 juta kl.
Proyeksi volume BBM bersubsidi tahun 2013 diperkirakan 45-48 juta kl, dengan memperhatikan tingkat keberhasilan program penghematan BBM bersubsidi tahun 2012 dan kelanjutannya. Volume BBM bersubsidi tahun 2013 dapat dikendalikan menjadi 45 juta kl jika program penghematan BBM bersubsidi tahun 2012 dan kenaikan harga jual BBM bersubsidi tetap diimplementasikan.
Pemerintah akan melaksanakan program penghematan energi. Salah satu kebijakan yang akan dilakukan adalah pelarangan pemakaian BBM bersubsidi bagi mobil dinas pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD mulai 1 Juni 2012.
Pemerintah juga akan memberlakukan larangan pemakaian BBM bersubsidi bagi mobil industri pertambangan dan perkebunan mulai 1 September 2012.
"Tetapi, apabila program penghematan dan penyesuaian harga BBM tidak dapat dilaksanakan tahun 2013, volume BBM bersubsidi tahun 2013 dapat mencapai 48 juta kl," kata Evita.
Proyeksi itu adalah pertumbuhan dari program penghematan BBM bersubsidi tahun 2012 yang diperkirakan menjadi 44 juta kl dengan pertumbuhan 9 persen.
0Awesome Comments!