0
Kedua keluarga ini datang setelah dipanggil oleh tim Disaster Victim Identification (DVI). Stephen adalah staf dari Indo Asia sedangkan Rossy bekerja pada Sky Aviation.
"Kami disuruh melengkapi data tambahan. Ada kartu identitas dan sidik jari dari jenazahnya," kata kakak Rossy, Merry Witham, usai menemui tim DVI.
Sementara istri Stephen, Ana Kamagi yang datang bersama ketiga anaknya mengaku ia hanya memenuhi panggilan. Kemungkinan ada data suaminya yang kurang lengkap. "Tadi kami dihubungi sekitar pukul 10.00 WIB, disuruh datang tapi belum tahu untuk apa," kata Ana di RS Sukanto Polri.
Ana mengaku masih menunggu perkembangan nasib suaminya, Steven Kamagi. Ayah tiga anak itu ikut dalam penerbangan Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Cidahu, Jawa Barat.
Menurut Ana, saat menonton tayangan televisi, ia sempat melihat sepintas baju kemeja hijau yang diduga milik suaminya di sekitar lokasi jatuhnya Sukhoi. Namun, ia belum mengetahui apakah benar kemeja itu sebagai penanda jenazah suaminya telah ditemukan. Sedangkan untuk ciri-ciri yang melekat di tubuh, Ana mengatakan di lengan kanan suaminya terdapat tato dengan bahasa Mandarin.
"Kalau data lainnya kita telah lengkap, seperti sidik jari dari ijazah, KTP dan hasil rontgen lambung. Soal tatonya sudah saya sampaikan pada tim DVI," tuturnya. Usai pertemuannya dengan DVI, Ana enggan mengungkapkan isi pembicaraannya dengan tim itu.
0Awesome Comments!