0
Di tengah awan hitam yang membumbung
tinggi aku terduduk dihalte karena menunggu sebuah kendaraan umum yang
melintas, hingga air jatuh dari langit apa yang ku tunggu tak kunjung
datang.
“ hah mana hujan taksi belum dateng.” Menunggu kendaran yang akan mengatarku pulang
hingga
sebuah kendaraan pribadi dengan plat nomor luar daerah menghampiriku,
tenyata pria yang dahulu pernah hadir dalam kehidupanku, akan tetapi tak
pernah berjua selama 10 tahun kini hadir kembali di hadapanku, walau
dalam hati ini masih sangat membencinya, aku bahkan tak ingin mengulang
ke dalam lubang yang sama lagi.
Iya, benar dahulu aku memang
mencintai dan menyayangi layak nya sang kekasih yang setia, waktu
berjalan di tengah keindahan dunia yang dahulu kami rengkuh berdua
menjalani hari-hari tanpa henti hanya untuk berjua demi melepas
kerinduan yang mendera hati, walau terkadang perjumpaan kami selalu
terhalang jarak. Tapi itu bukan suatu masalah bagi kami karena kekuatan
cinta yang mensirnakan hal itu, memang kalau bersua tentang cinta tak
ada habis nya bahkan terkadang cinta bisa membuat kita gila dan
membutakan segala hal. Itulah yang pernah aku alami.
Kami dahulu saling mengisi hati
satu sama lain dengan penuh rasa kasih sayang, disaat ia dalam masalah
yang teramat menderanya aku selalu hadir disisinya untuk memberi
support, akan tetapi dikala aku sedang tersandung masalah ia tak pernah
hadir.
Aku dapat memakluminya, tapi
semakin lama masalah ku semakin sulit hingga orang-orang terdekat aku
pergi meninggalkan ku karena mereka tidak setuju kalau aku bercinta
dengan nya. Tapi dengan kekuatan cinta yang aku miliki saat itu, aku
rela kehilangan mereka demi ia yang mengisi relung hati ini.
Aku gila dimakan cinta yang ia
berikan kepadaku sampai aku terjatuh dalam permainan yang sudah
diskenariokannya, sungguh saat itu aku tak sedikit pun menaruh rasa
curiga kepada ia, walau sudah banyak orang bersua kalau aku hanya jadi
bahan peramainan ia saja.
Hingga suatu saat aku
menyaksikan nya sendiri dengan menggunakan kedua bola mata yang telah
membara, ia sedang memadu kasih dengan orang yang selama ini aku anggap
kawan yang bisa diandalkan, sungguh teramat sakit hati ini, walau
seperti itu aku tak sedikit pun menaruh rasa dendam.
Hingga
aku memutuskan untuk berpetualang kembali dengan kehidupan baru, di
kota yang saat ini aku bermukim untuk melanjutkan sekolah. Sering kali
aku memutuskan untuk melupakan nya untuk selamanya, tapi hati ini tak
bisa ditipu juga karena aku juga selalu mengingat masa-masa indah yang
dahulu kala sampai saat ini.
“ Hay, apa kabarmu “ ucapnya yang telah meninggalkan tempat mengemudinya tadi.
Aku
tak kan pernah tergoda ,kembali dengan kata-kata manisnya. Sampai ia
bercerita sejak kepergianku yang misterius itu ia selau memikirkan dan
merasa dirinya adalah orang yang paling bodoh didunia. Aku tak
terpengaruh atas semua yang ia ucapkan lalu aku pergi meninggalkan nya
yang jauh-jauh datang hanya untuk menemuiku. Dan dia tak putus asa dia
mengejarku hingga aku teriaki dia copet. Seketika orang-orang yang
berada di sekitarku memukulinya hingga dia tak sadarkan diri. Aku merasa
bersalah atas perlakuanku padanya, lalu aku membawanya kerumah sakit
agar dia mendapat pertolongan. Hingga sebuah tangan yang lemah membelai
rambutku, tersontak aku bangun dari tidurku.
“sudah siuman” kataku memecah keheningan ruangan
Tak
sedikitpun ia bersua, mungkin karena fisiknya yang masih lemas karena
menepuh perjalanan jauh dan dikeroyok massa karena ulahku.
“maafin, aku iya tadi bilangin kamu copet” dengan penuh rasa bersalah hingga mengeluarkan air mata
“tidak
apa-apa, aku bisa memakluminya kenapa kamu seperti itu, tapi satu yang
harus kamu tau, aku kesini hanya untuk bertemu kamu dan meminta maaf
atas kejadian tempo hari mungkin kamu belum bisa memaafkan ku tapi itu
semua terjadi diluar pemikiran aku” suara yang tertahan rasa sakit yang
mendera
“sudahlah... jangan terlalu banyak berbicara kamu masih sakit. iya, aku maafin kamu”
“kamu mau kan kembali kepadaku” sambil memegang kedua tangan ku ia memohon
“saat ini aku belum bisa memberikan jawaban buat kamu”
“tapi.......”
Belum usai dia berbicara aku
telah meninggalkannya untuk sejenak memikirkan apa yang harus aku
lakukan. Sebelum mengambil keputusan yang sangat vital dalam
kehidupanku, hingga aku memberitahukan hal ini kepada teman terdekatku.
Tapi percuma saja ia juga tak bisa memberikan jalan keluar antara
memilih iya atau tidak. Aku menemuinya kembali untuk menanyakan hal ini.
“apakah kamu serius atas omongan kamu tadi ?” menanyakan hal tersebut
“aku serius, kalau memang aku
tak serius tak mungkin aku jauh-jauh datang dari palembang ke bali
hanya untuk memberitahukan hal sebenarnya.” Ia memberitahukan yang
sebenarnya apa yang terjadi
“terus kenapa kamu baru mencariku sekarang”
“kamu salah besar, aku sudah
mencari kamu kemana-mana hingga aku tanya teman, sahabat bahkan
keluarga kamu tapi apa hasilnya nihil mereka tak ingin aku tahu
keberadaan kamu.” Sembil meneteskan air mata
Memang sebelum aku berangkat
dahulu sempat berpesan kepada mereka agar tak memberitahu keberadaan ku,
karena aku tak mau ia menemuiku kembali.
“terus kamu tahu dari siapa bahwa aku ada di bali”
“aku tahu dari teman yang
liburan di bali, katanya dia melihat kamu tapi dia tak tahu apakan itu
benar kamu atau bukan, karena kamu keburu naik taksi. Setelah dapat
kabar dari dia aku langung berangkat kesini untuk memastikan sendiri,
apakah benar itu kamu atau bukan. Tapi sepertinya sia-sia hampir
seminggu aku mencarimu tak kunjung jua, hampir aku untuk memutuskan
pulang tapi tuhan berbicara lain aku melihat yang risau di halte tadi,
aku kegirangan langsung aku berhentikan mobilku tepat didepan mu. Aku
juga minta maaf atas omongan aku tadi, tak semestinya aku berbicara
seperti itu. Tapi 1 hal yang harus kamu tau minggu depan aku akan pergi
ke italia untuk melanjutkan study ku”
“kamu nggak salah kok, aku yang
salah karena tak mengijinkan mu untuk menemuiku, tapi 1 hal yang perlu
kamu tahu. Aku juga 4 hari lagi akan pergi”
“pergi kemana”
“pergi melanjutkan study sama seperti kamu. Aku juga akan ke italia” dia terkejut atas perkataanku
“kamu dikota mana” ucapnya yang sangat gembira atas kabarku
“aku
tak akan memberitahu kamu tapi kalau kamu memang cinta dan sayang sama
aku pasti kamu akan mencariku kembali dan aku akan memberi jawabannya
saat kamu menemui ku lagi disana.” yang membuatnya sedikit kecewa
“baiklah kita akan bertemu disana dan juga aku akan mencarimu mu karena aku memang mencintai dan menyayangi mu.”
Seminggu berada di sana aku di
kaget kan dengan seseorang yang mengambil tas ku secara paksa, tapi
entah mengapa aku tak menjerit tapi mengejarnya hingga sampai di sebuah
toko bunga dia berenti dan menoleh kearah ku. Ternyara dia dan
semakin terkejut diriku saat melihat orang di sekeliling membawa bunga,
entah apa yang dia akan lakukan. Dia mendekatiku dengan membawa
sekuntum bunga dan kotak kecil yang berisikan cincin. Dan menyatakan
cinta di depan keramaian manusia, sungguh hal yang membuatku malu tapi
jug membuat ku gembira karena dia memang benar mencintaiku walau dia
juga telah membuat hatiku terluka tapi semua itu telah terobati.
0Awesome Comments!