0
Di sebuah perumahan terkenal di jakarta tinggalah seorang gadis bersama sang ayah..
sang ibu telah lama mendahuluinya pergi sejak ia masih kecil. .
Seorang
gadis yg akan di wisuda, sebentar lagi dia akan menjadi seorang
sarjana, akhir jerih payahnya selama beberapa tahun di bangku
pendidikan.
Beberapa bulan yang lalu dia
melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah
mobil sport, keluaran terbaru dari Ford. Selama beberapa bulan dia
selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan
membelikan mobil itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-satunya
dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia sangat yakin nanti dia
pasti akan mendapatkan mobil itu.
Diapun ber'angan-angan
mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya. Bahkan
semua mimpinya itu dia ceritakan ke teman-temannya.
Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya.
Sang ayah tersenyum, dan dengan
berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga
akan putrinya, dan betapa dia mencintai anak itu.
Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,... bukan sebuah kunci!
Dengan hati yang hancur sang
anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya.
Dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Jaket kulit Terkenal, di
belakangnya terukir indah namanya dengan sutra emas.
Gadis itu menjadi marah, dengan
suara yang meninggi dia berteriak, "Yaahh... Ayah memang sangat
mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan jaket ini untukku?"
Lalu dia membuang Jaket itu dan lari meninggalkan ayahnya.
Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia hanya berdiri mematung, tak tahu apa yg harus di lakukannya ..
* * *
Tahun demi tahun berlalu, sang
gadis telah menjadi seorang yang sukses. Dengan bermodalkan otaknya yang
cemerlang dia berhasil menjadi seorang wanita karir. Dia mempunyai
rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi suami yang tampan dan anak
yang cerdas.
Sementara itu ayahnya semakin
tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi
meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat
dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa sayangnya
pada anak itu. Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang
ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi
sakit hati dan sangat mendendam.
Sampai suatu hari datang sebuah
telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah
meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya
kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah
dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta
peninggalannya. Saat melangkah masuk kerumah itu, mendadak hatinya
menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal
disitu. Dia merasa sangat menyesal telah bersikap buruk terhadap
ayahnya.
Dengan bayangan-bayangan masa
lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang di rumah
itu. Dan ketika dia membuka lemari pakaian ayahnya, dia menemukan Jaket
itu, masih terbungkus dengan kertas kado yang sama beberapa tahun yang
lalu.
Sesuatu jatuh dari bagian
kantong Jaket itu. Dia memungutnya.. sebuah kunci mobil! Di gantungan
kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport
yang dulu dia idamkan! Dia merogoh kantong sebelahnya dan menemukan
sesuatu,, di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya
tercetak di situ. Dan sebuah kwitansi pembelian mobil, tanggalnya tepat
sehari sebelum hari wisuda itu.
Dia berlari menuju garasi, dan
di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama
bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak
disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport
yang dia dambakan bertahun-tahun lalu. Dengan buru-buru dia menghapus
debu pada jendela mobil dan melongok kedalam. Bagian dalam mobil itu
masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas
dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum bangga.
Mendadak dia menjadi lemas, lalu
terduduk disamping mobil itu, ia menangis. air matanya tidak
terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang takan
mungkin bisa terobati...
0Awesome Comments!