SAAT CINTA TAK DI PIHAKKU

0



“Treng....treng treng....” bunyi bell terdengar begitu jelas di kelasku.
“See you next time,” ucap Mr. Mike mengakhiri pelajaran hari ini. Semua anak membereskan buku-bukunya. Yeaah kecuali aku, aku hanya melamun, entah apa yang melayang-layang dipikiranku saat itu.
“Heh, kamu kenapa sich?” suara Ina yang cempreng dan begitu keras melintas ditelingaku, sontak membuatku kaget.
“Iya nih, dari tadi kamu diem terus. Sakit yah Han?” tanya Elsa dengan nada cemas.
Aku tergagap.
“Hah?, gak kok. Aku Cuma sedikit pusing,” jawabku berusaha meyakinkan mereka.
“Bener?” tanya Elsa lagi yang ku jawab dengan anggukkan.
#     #     #
“Hai hanny, kamu udah sehatan?” tanya Elsa. Sepertinya dia kelkihatan kangen sama aku. Secara aku kan teman sebangkunya, udah tiga hari gak masuk.
“Iya, aku sehat kok,” sambil berpelukan dengan kedua sahabatku.
“Eh eh....ada cerita seru lho,” kata-ku penuh semangat.
“Apa....apa?” Ina dan Elsa begitu antusias.
“kalian tahu ga?, selama aku diopname, Mr. Mike sering banget nengokkin aku,” jelasku sambil nyengir.
“Hah...yang bener loe?” jawab Ina tak percaya.
“Ooooohh....pantesan” timpal Elsa sambil memanggut-manggutkan kepalanya.
“Apa?” serempak aku dan Ina membuat Elsa melotot kaget.
“itu...” Elsa berlaga sok mikir. “kemarin-kemarin pas aku mau pulang, Mr. Mike nanyain kamu Han, terus dia juga nanyain buah-buahan apa yang kamu suka” ceritanya.
“Terus kamu jawab apa?” tanyaku penasaran.
“Aku jawab___ kamu suka buah____kedondong !!!!” jawab Elsa yang benar-benar membuatnya ngakak. Elsa terdiam ketika melihat aku nampak kecewa. “Sori dech. Tapi kamu tahu gak? Mr. Mike malah jawab oh doang, itu saking gak percayanya kali ya? Seorang hanny masa sich suka kedondong.” Kali ini gak hanya Elsa yang ikut-ikuttan nyengir, tapi Ina yang dari tadi diam saja tertawa sejadi-jadinya.
“Nah...bener gak, pasti si Mr. Bawain kamu kedondong?” tebak Elsa sambil mengarahkan dua jari telunjuknya ke arahku.
“Iya” jawabku singkat dengan mimik muka kecewa. Dan sepertinya Elsa dan Ina mau ketawa lagi, hanya saja mereka tahan karena melihat aku cemberut. Hee..he.. jadi malah aku yang ke-GRan. Berarti dugaan kedua temanku benar, kalo si Mr. suka sama aku. Batinku sangat senang.

#     #     #

1....2....3....4....5.....6....
Sampai sekarang aku merasa semakin dekat dengan Mr. Mike. Dan aku yakin kalo dia suka sama aku. Yeah walaupun Mr. Mike guruku tapi usianya gak tua-tua amat. Aku tujuh belas tahun dan dia dua puluh satu tahun, beda tipis lach. Dia juga kelihatan masih keren. Hhee..
“kring....kring....” bunyi weaker-ku. Aku masih terlelap dibantal empukku.
07:30. Aku bergegas mandi,sarapan dan akhirnya beres tepat pukul delapan. Hari ini hari minggu. Aku dan kedua sahabatku ada rencana pergi melihat pameran.

“waaaaaaah....lukisannya keren” komentarku melihat sebuah lukisan. Dilukisan itu nampak sebuah pemandangan yang menurutku super indah yang tak pernah kutemui di bumi. Dan disana juga nampak sepasang kekasih yang sangat romantis, duduk dibangku dan__menikmati pemandangan itu.
“Hmm. Romantis yach” kata Elsa seolah-olah membaca pikiranku.
“To__tuw__iiit__” timpal Ina kemudian dengan nada yang super lebay.
Tiba-tiba pandanganku terlempar ke arah sosok yang ku kenal.
“Mr?????” kataku dengan pelan, tapi cukup terdengar oleh kedua sahabatku. Dan buktinya mereka berdua langsung mengikuti arah pandanganku.
“Hah....Mr? siapa cewek itu?” tanya Elsa heran dan mewakili aku untuk bertanya siapa cewek itu.
“Mr. Mike” teriak Ina dengan tiba-tiba. Terlihat Mr. Mike diujung sana melambaikan tangannya yang langsung dibalas oleh Ina.
“Hi anak-anak. Kalian ternyata datang juga” sapa Mr. Mike setelah tepat dekat dengan kami. Halooo!!!!!! Apa maksudnya ‘anak-anak’ batinku kesal mendengar sapaan Mr. Mike.
“Iya” kataku dengan nada sinis sambil mengangkat sebelah alisku melihat seorang perempuan yang memegang tangan Mr. Mike. MENYEBALKAN!!!!!!!!!
“Mr. ini siapa?” kata Ina. Pertanyaan itu sebenarnya sudah melayang-layang sejak tadi di atas kepalaku, hanya saja aku pura-pura tak peduli.
“Oh iya, aku lupa. Kenalkan ini tunanganku. Sarah” jawaban Mr. Mike sepontan membuat kakiku tak kuat berdiri. Ina dan Elsa memandang tak percaya.
“Hi anak-anak. Saya sarah” sapa wanita itu kemudian sambil menjulurkan tangannya ke arahku yang berada paling dekat dengan-nya di antara sahabatku. Aku tak menyambut tanganya. Aku masih merasa tak percaya, lalu tangan Ina lah yang menyambut tangannya. Dan aku. Aku lari menjauhkan diri dari kenyataan yang telah kudengar yang  begitu menyakitkan.
#     #     #

Hari senin. Seminggu setelah peristiwa menyakitkan di pameran minggu lalu. Istirahat pertama aku di panggil keruang Kepala Sekolah.
Assalamualaikum” ucapku sopan memasuki ruangan.
wakaikunsalam. Silahkan duduk Hanny” jawab pak Kepala Sekolah. “ Bapak tahu masalah kamu Hanny. Tapi sebaiknya bukan bapak yang meluruskan ini semua, toh ini bukan urusan bapak kan? Dan bapak harapkan kamu mengerti seteleh ini” jelasnya panjang lebar yang membuat aku binging tak mengerti. Tak beberapa lama setelah Kepala Sekolah keluar ruangannya, seseorang datang.
“Hanny” panggilnya. Aku tak mennjawabnya dan aku kenal dengan si pemilik suara itu. Dan tepat___dia Mr. Mike. Mau apa dia kesini? Apakah dia yang dimaksud oleh Pak Kepala Sekolah tadi?
Aku hanya terdiam menungghu apa yang akan di sampaikan Mr. Mike padaku.
“Aku tahu kamu marah sama aku. Kamu berhak melakukannya” dua kalimat yang kudengar membuat aku sedikit mengangkat kepalaku. “Maaf kalo aku mengganggu aktivitas istirahatmu. Aku memanggilmu kesini, karena aku ingin menjelaskan semua kesalapahaman diantara kita” jelasnya kemudian sambil berdiri di depanku yang tengah duduk.
“Kesalahpahaman?” aku mulai bicara, karena aku tak mengerti apa maksudnya.
“Iya Hanny. Aku tahu kamu dan aku sangat dekat, tapi bukan berarti aku suka sama kamu. Aku tahu kamu suka padaku, aku juga begitu. Hanya saja aku menyukaimu sebagai adik. Gak lebih”
Hening !!!!
“Semenjak kita bertemu di pameran dulu. Kamu menghindar” kali ini Mr. Mike duduk di sampingku dan memegang tanganku. “Maafkan aku Hanny. Kalau selama ini aku telah membuat kamu menyimpan harapan yang besar terhadapku. Yang ternyata aku sendiri yang merusak semua harapan besarmu itu. Aku harap kamu mau mengerti”
“Iya” aku berdiri dan mengangkat kepala. Aku berusaha agar terlihat tegar di depan Mr. Mike, walaupun aku tahu. Hatiku sakit.
“Aku sangat mengerti. Aku harusnya nyadar diri kalo aku gak pantas untukmu” kalimat itu sontak keluar dari mulutku. Entah kekuatan apa yang saat itu merasuk dalam diriku. Aku berlari meninggalkan Ruangan Kepala Sekolah dan tersedu menangis di lapangan bola yang sepi.
#     #     #

Seorang aku yang mencintai gurunya sendiri. Akankah aku bisa bangkit dan tersenyum kembali setelah tahu cinta tak dipihak-ku? Akankah aku temukan cinta yang lain, yang akan memberikan warna di hidupku lagi?
Saat seseorang yang kita sayang telah pergi, itulah saat kita harus berjuang untuk mulai tersenyum kembali........ :D KEEP SMILE!!!!!!!!!!!!