Makan Siang Bersama Cara Jokowi Luluhkan Hati P

0



Enam Pasangan Lengkapi Kekurangan Dokumen ke KPUD…
Jokowi-Ahok Galang Dana Lewat Blackberry Messenger
Foke Komentari Kunjungan Jokowi ke Pasar Senen
Anak Yatim Doakan Hendarji-Riza Terpilih
Hermawan Sulistiyo: Calon Independen Bisa Masuk Dua…
Foke Takut Programnya Dicontek

, JAKARTA --- Umumnya Pedagang Kaki Lima (PKL), yang mengganggu ketertiban umum, akan dienyahkan dengan kekerasan, melalui tangan petugas Satpol PP. Hal itu umum terjadi di kota-kota besar, termasuk Jakarta.

Joko "Jokowi" Widodo, di awal kepemimpinannya di Kota Solo, Jawa Tengah pada 2006 silam juga dihadapkan dengan kenyataan. 989 PKL, yang memenuhi kawasan monumen Banjarsari, harus direlokasi.

Dalam buku "JOKOWI, Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker, karya Yon Thayrun, dijelaskan bahwa Jokowi pertama kali mengundang sejumlah pedagang untuk makan siang bersama sang Wali Kota, di rumah dinas Wali Kota Solo.

Usai makan, Jokowi pun langsung mengutarakan maksudnya untuk merelokasi para pedagang. Permohonan Jokowi saat itu langsung ditolak mentah-mentah. Jokowi pun langsung menjadi musuh para PKL.

Penolakan itu diekspresikan dengan berbagai macam spanduk, yang menegaskan bahwa PKL siap berjuang hingga titik darah penghabisan untuk menolak relokasi. Bahkan sejumlah PKL juga menyiapkan bambu runcing.

Saat itu, PKL juga rutin menggelar ronda, karena ada isu bahwa jika menolak relokasi, maka kios-kios itu akan dibakar tengah malam buta, agar para pedagang menyingkit.

Namun yang muncul ketika tengah malam ternyata sang Wali Kota Jokowi, yang tidak ditemani oleh staf lainnya, maupun petugas keamanan. Jokowi kembali menawarkan para pedagang untuk pindah, lalu kembali mengajak para pedagang untuk makan siang bersama. Berulangkali hal yang sama dilakukan, namun para pedagang tidak kunjung luluh.

"Meski saat itu kondsi pedagang di lapangan panas, tetapi saya tidak ikut-ikutn panas. Kami terus berdiskusi dan berkomunikasi dengan para PKL, mencari solusi yang tepat," katanya.

Setelah berkali-kali dibujuk, akhrinya para pedagang pun berhasil diyakinkan untuk pindah ke pasar yang baru, Pasar Klitihikan. Kembali para pedagang diundang makan siang.

Hal yang sama juga sukses dilakukan di 23 lokasi wilayah, antara kalin Kleco, Purwisaru Barat, Manahan Jurug, dan Gladag Langen Bogan.